Penangkapan terduga pelaku makar kemunduran proses hukum

Hidayat Nur Wahid.

Jakarta (KANALACEH.COM) – Kepolisian Daerah Metro Jaya menangkap 10 orang tokoh yang tergabung dalam Gerakan Selamatkan NKRI yang berencana meminta dilaksanakan Sidang Istimewa oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Penangkapan dilakukan sebelum Aksi Bela Islam III yang dipusatkan di Monumen Nasional. Wakil ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, menanggapi penangkapan terhadap mereka yang dituding akan melakukan gerakan makar itu.

Ia menyayangkan pihak Kepolisian langsung menangkap seseorang yang belum tentu bersalah dan benar-benar akan melakukan kegiatan makar.

“Saya prihatin adanya penangkapan ini. Ahok saja sudah menjadi tersangka tapi belum dilakukan penangkapan. Tapi kenapa ini ada pihak yang belum terbukti justru ditangkap,” kata Hidayat di Monas Jumat (2/12) siang.

Menurut Hidayat, penangkapan yang belum terbukti tersebut merupakan sebuah kemunduran proses hukum.

Apalagi belum tentu dapat dibuktikan bahwa mereka-mereka yang ditangkap ini akan melakukan penggulingan terhadap pemerintah yang sah.

“Mereka tidak berniat makar dan belum terbukti akan menggulingkan pemerintahan, mengapa langsung ditahan,” kata Hidayat.

Zulkifli Hasan mengakui

Sementara itu Ketua MPR Zulkifli Hasan mengakui sempat berkomunikasi dengan Rachmawati Soekarnoputri terkait kunjungan sejumlah tokoh Gerakan Selamatkan NKRI untuk memberikan maklumat agar segera dilakukan Sidang Istimewa. Tapi permintaan itu ditolak tegas.

“(Rachmawati) Sering ke sini, saya bilang tanggal 2 tidak bisa, ada super damai. Kalau mau sampaikan aspirasi bisa tanggal lain,” kata Zulkifli di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (2/12).

Zulkifli menambahkan, Rachmawati baru sebulan lalu berkunjung ke MPR bertemu dengannya. Saat ditanya apakah akan menjadwalkan ulang pertemuan dengan Rachmawati, ia mengatakan tak hanya Rachmawati yang berencana datang.

“Ya kan banyak yang usul untuk haluan negara, tapi keputusannya ada di anggota. Amandemen sudah ditampung, sudah rapat gabungan disepakati satu haluan negara saja, itu sudah sosialisasi,” kata Zulkifli.

Untuk diketahui, penangkapan dilakukan polisi terhadap Ratna Sarumpaet, Mayjen (Purn) TNI Kivlan Zein, Brigjen (Purn) TNI Adityawarman Thaha, Jamran, Hatta Taliwang, Sri Bintang Pamungkas, Rachmawati Soekarnoputri, Rizal Kobar dan Kepala Lembaga Penelitian Universitas Bung Karno (UBK), Eko Suryo Sanjoyo. [Viva]

Related posts