DMDI Aceh dikukuhkan, Zaini Abdullah jadi ketua

Zaini Abdullah menjadi ketua DMDI Aceh setelah dilantik oleh Presiden DMDI Tan Sribl Muhammad Ali Mohd Rustam, Minggu (4/12). (Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Pengurus Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Aceh periode 2016-2021 dikukuhkan, di Anjong Mon Mata Pendapa Gubernur Aceh, Banda Aceh, Minggu (4/12).

DMDI Aceh dijabat oleh Zaini Abdullah dan Sekretaris Munawar Jalil. Para pengurus tersebut dilantik langsung oleh Presiden DMDI, Tan Sri Muhammad Ali bin Mohd Rustam.

Pelaksana Gubernur Aceh, Soedarmo, yang hadir dalam acara tersebut, mengharapkan mereka yang baru dikukuhkan bisa bekerja nyata dalam meningkatkan eksistensi dunia melayu dan dunia Islam di Aceh serta Indonesia.

Soedarmo yang kemudian membuka seminar internasional DMDI Aceh bertema Peran Perempuan Melayu dalam Percaturan Era Globalisasi menyebutkan semakin tua usia DMDI, organisasi tersebut harus lebih eksis dalam mensosialisasikan kebudayaan Melayu dan dunia Islam di berbagai belahan dunia.

“Semoga Melayu tidak pernah lekang ditelan zaman,” ujar Soedarmo.

Sementara itu, Munawar A. Jalil, Ketua Panitia Penyelanggara, menyebutkan DMDI merupakan sebuah komonitas bangsa yang mempunyai suku bangsa melayu.

Komunitas ini disatukan dalam agama, adat dan kebudayaan yang sama. Aceh, sebagai bagian dari komunitas melayu punya keterikatan emosional.

“Sebagai bagian dari dunia Melayu, Aceh kita harapkan bisa memperkuat hubungan serta menegakkan peradaban Melayu Islam di dunia,” ujar Munawar.

Ketua DMDI Aceh, Zaini Abdullah, menyebutkan Bangsa Melayu memiliki kekayaan khazanah budaya yang luar biasa. Mulai dari adat istiadat hingga kesenian Melayu jika diamati, semuanya mengandung unsur Islam.

Namun demikian, seiring perubahan zaman, budaya melayu senantiasa mengalami perubahan. “Kita harus terus melestarikannya. Jika tidak akan terkikis,” ujarnya.

Presiden DMDI, Tan Sri Muhammad Ali bin Mohd Rustam, mengatakan Aceh punya peran besar dalam perkembangan dunia Islam dalam Bangsa Melayu.

Ikatan kuat tersebut sudah terbangun sejak masa penjajahan Portugis. Kerajaan Aceh diketahui mengirim bantuan tentaranya ke Malaka untuk mengusir penjajah.

Tan Sri Muhammad Ali menyebutkan, semua bangsa Melayu harus bersama-sama mempertahankan kebudayaannya, adat serta agama Islam, sehingga tidak tergerus arus perubahan. [Aidil/rel]

Related posts