Pemkab ragu terkait tuntasnya pekerjaan drainase Kota Meulaboh

Ilustrasi pembangunan drainase. (jejamo.com)

Meulaboh (KANALACEH.COM) – Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, meragukan terhadap paket pekerjaan proyek pembongkaran dan pembangunan drainase Kota Meulaboh untuk terbebas dari banjir bisa dituntaskan akhir 2016.

Kepala Dinas Cipta Karya dan Pengairan Aceh Barat Salihin Jabbar, di Meulaboh, Rabu mengatakan, kondisi tersebut terlihat dari berbagai kendala di hadapai lapangan sehingga memungkinkan pekerjaan itu akan dilanjutkan pada tahun 2017.

“Kita harapkan tuntas tahun ini, tapi melihat kondisi lapangan mungkin harus dilanjutkan 2017. Dari fisik boleh dikatakan telah tuntas lebih 60 persen, tapi saya belum dapat laporan data terbaru, mungkin realisasinya sudah lebih,” sebutnya.

Proyek pembongkaran dan pembangunan drainase Kota Meulaboh dikerjakan pihak rekanan sesuai kebutuhan volume dan ketersediaan anggaran yang diplotkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) senilai Rp3,5 miliar selama 2016.

Proyek tersebut merupakan pembangunan saluran sekunder untuk pembenahan drainase dalam kota dalam upaya pencegahan banjir di badan jalan, serta memperlancar debit air mengalir ke satu pembuangan tersier untuk jangka panjang.

Salihin menyampaikan, secara keseluruhan pihaknya mencatat butuh sekitar Rp25 miliar dana untuk membebaskan kawasan kota dari banjir akibat intensitas curah hujan tinggi karena drainase lama sudah tua dan tersumbat oleh bangunan dan sampah warga.

“Secara keseluruhan bila ingin terbabas dari banjir kita telah perhitungkan butuh sekitar Rp25 M, kalau volume pekerjaan yang dibutuhkan minimal 5,5 kilometer. Itu termasuk untuk kawasan jalan Sisiga Mangaraja sampai ke drainase kota,” katanya.

Lebih lanjut dikatakan, pada tahun anggaran 2017 pihaknya juga masih melanjutkan pekerjaan proyek memperlancar debit air dari drainase jalan Sisinga Magaraja sampai Cot Lawang, sampai kepada titik pembuangan ke Sungai Krueung Cangkoi.

Dari dana APBK-P 2016 sebelumnya telah berhasil dikerjakan dengan alokasi anggaran Rp200 juta, upaya tersebut diakui belum maksimal, karena itu kelanjutan proyek untuk dranase kawasan setempat kembali diusulkan pada APBK-P 2017.

Sementara itu terhadap pembangunan drainase di Jalan Nasional-Teuku Umar meliputi dua sisi badan jalan sebagian besar telah tuntas, bahkan telah berlanjut dengan pembangunan palesteran oleh Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan (BLHK).

“Yang sudah siap itu kemudian disambung dengan program BLHK di pusat kota depan bangunan gedung pertokoan. Itu semacam  bisa menjadi tempat yang menarik untuk kegiatan pejalan kaki saat malam, bisa menghidupkan suasana malam di Kota Meulaboh,” katanya menambahkan. [Antara]

Related posts