Aceh Selatan rekrut alumni pesantren untuk guru agama

Ilustrasi

Tapaktuan (KANALACEH.COM) – Pemkab Aceh Selatan merekrut 70 orang ustadz dan ustadzah alumni sejumlah pondok pesantren untuk menjadi guru agama di seluruh SMP di daerah itu.

“Mulai Januari 2017, para guru pesantren tersebut akan mengisi mata pelajaran penguatan agama dan akhlak di seluruh SMP,” kata Bupati Aceh Selatan H T Sama Indra saat membuka pelatihan pendidikan berbasis syariah di Tapaktuan, Kamis.

Dinas Pendidikan Aceh Selatan menambah satu bidang studi baru di sekolah tingkat SMP yakni pendidikan berbasis syariah. Hal ini sejalan dengan Kurikulum baru 2013 (K13) yang membolehkan adanya pengajaran muatan lokal.

“Sebenarnya dalam Kurikulum 2013 yang dimaksud mata pelajaran muatan lokal bisa mengajari para siswa bidang seni dan budaya atau bahasa daerah. Tapi khusus Aceh Selatan memilih menerapkan mata pelajaran pendidikan syariah untuk penguatan ilmu agama dan akhlak anak didik dengan merekrut alumni pesantren di daerah ini,” katanya.

Pembukaan pelatihan pendidikan berbasis syariah yang diikuti  70 orang ustadz dan ustazah serta 50 orang guru agama dari sejumlah SMP se-Aceh Selatan ini, dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Drs Martunis, Kadis Syariat Islam M Rasyid, mewakili MPU dan MPD dengan menghadirkan pemateri dari pimpinan pesantren dalam Kabupaten Aceh Selatan.

Menurut Bupati, alasan pihaknya memilih menerapkan pendidikan berbasis syariah di sekolah tingkat SMP dilatarbelakangi rasa keprihatinan melihat banyaknya para siswa sekarang ini yang telah rusak akhlaknya akibat lemahnya pendidikan agama yang diajari di sekolah-sekolah.

“Perlu diketahui bahwa anak-anak sekarang ini lebih berbahaya dibandingkan dengan anak-anak zaman dulu. Hal itu terlihat jelas dari akhlak dan budi pekerti mereka sehari-hari baik sudah rendahnya sikap menghargai orang tua maupun dari segi pergaulan bahkan sudah menjurus ke penyalahgunaan narkoba,” katanya.

Ini disebabkan selain karena lemahnya pengawasan orang tua juga lemahnya ilmu agama sehingga menjadi tugas dan tanggungjawab bersama untuk memperbaiki akhlak mereka menjadi lebih baik lagi ke depannya,” tambah Bupati.

Bupati mengaku bahwa pendidikan Agama Islam yang diajarkan di sekolah-sekolah dalam Kabupaten Aceh Selatan selama ini belum maksimal seperti diharapkan karena metode pendidikannya sistem kejar target untuk memenuhi jam pengajaran guru bersertifikasi dan menghindari nilai rapor siswa merah.

Oleh sebab itu, Bupati Aceh Selatan mengharapkan kepada alumni pondok pesantren yang telah direkrut menjadi guru agama agar memfokuskan pengajaran terhadap siswa mengenai tata cara berwudhuk, shalat, bersuci, azan dan tata krama dalam kehidupan sehari-hari.

“Pemkab Aceh Selatan menyandarkan harapan besar kepada para ustadz dan ustazah yang direkrut menjadi guru agama supaya bisa menjadi penerang bagi masa depan generasi muda penerus bangsa Aceh Selatan ke depannya. Di pundak saudara-saudaralah kami limpahkan masa depan anak didik kita tersebut agar bisa berguna bagi keluarga, bangsa dan negara,” pinta Bupati.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Martunis menyebutkan,  tujuan digelarnya pelatihan pendidikan berbasis syariah tersebut untuk mensinkronisasikan atau menyamakan persepsi antara guru agama di seluruh SMP di daerah itu dengan para ustadz dan ustazah saat menyelenggarakan pendidikan agama dan penguatan akhlak bagi anak didik mulai Januari 2017.

“Untuk tahap pertama program ini kita fokuskan untuk siswa tingkat SMP, jika dalam implementasinya berhasil seperti yang diharapkan maka ke depannya akan kita kembangkan secara lebih luas dengan menyasar para siswa tingkat SMA dan SMK,” ujar Martunis. [Antara]

Related posts