Jalan desa Aceh Selatan terancam tidak siap

ilustrasi - Kendaraan melintas saat pekerja memperbaiki badan jalan yang amblas di salah satu lokasi kawasan pegunungan Paro, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin (1/12). (Antara)

Tapaktuan (KANALACEH.COM) – Tokoh pemuda mengatakan proses pekerjaan proyek jalan lingkar mulai dari Desa Keude Kandang hingga Desa Pasie Meurapat, Kecamatan Kluet Selatan, Kabupaten Aceh Selatan sepanjang 1.800 meter terancam tidak selesai.

“Melihat progress pekerjaan di lapangan, saya menilai proyek tersebut tidak mampu dituntaskan secara tepat waktu karena sisa waktu yang tersisa sampai akhir bulan Desember 2016 tinggal dua minggu lagi,” kata tokoh pemuda Amrisaldin kepada wartawan di Kluet Selatan, Rabu (15/12).

Hingga Rabu proses pekerjaan pengerasan dan pembukaan jalan baru tersebut masih sekitar 40 persen, sebab pekerjaan di lapangan terlihat masih sebatas pengecoran tanggul di sisi kiri dan kanan badan jalan sehingga dengan demikian secara otomatis pekerjaan penimbunan badan jalan belum dilakukan.

Menurutnya, pekerjaan proyek tersebut merupakan pembangunan jalan lingkar yang melewati beberapa desa yakni mulai dari titik nol di Desa Pasie Meurapat hingga melewati Desa Keude Kandang, Kampung Luar, Kampung Ujung dan Desa Kampung Jua (pembukaan jalan baru).

“Proyek ini merupakan pekerjaan jalan lingkar yang melewati beberapa desa. Memang di Desa Kampung Jua pekerjaan pembukaan jalan barunya telah dikerjakan termasuk di Desa Pasie Meurapat dan Keude Kandang proses pekerjaan pembangunan tanggul telah dimulai,” ujar dia.

Namun khusus untuk Desa Kampung Luar dan Kampung Ujung proses pekerjaannya belum dimulai sementara sisa waktu tinggal dua minggu lagi, ungkapnya.

Karena itu, Amrisaldin meminta kepada pihak kontraktor pelaksana segera memburu proses pekerjaan proyek dengan sisa waktu yang ada untuk menghindari terjadinya pemutusan kontrak kerja oleh dinas terkait.

Sebab jika hal itu sampai terjadi maka daerah khususnya masyarakat setempat merasa sangat dirugikan karena tidak dapat menggunakan fasilitas badan jalan tersebut seperti yang diharapkan dalam tahun 2016, katanya.

“Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, maka saya meminta kepada pihak kontraktor pelaksana segera memburu proses pekerjaan di lapangan, sehingga pembangunan proyek tersebut bisa selesai tepat waktu,” tutur dia.

Namun demikian, ia juga meminta kepada kontraktor pelaksana agar memperhatikan kualitas atau mutu proyek sehingga fasilitas infrastruktur tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.

Sementara itu, anggota DPRK Aceh Selatan, Mirwan menyatakan, pihaknya telah berulang kali menyampaikan baik kepada pihak kontraktor bersangkutan maupun kepada dinas terkait dalam forum resmi dewan untuk mempercepat proses pekerjaan proyek tersebut.

“Sebenarnya saya tidak mau mencampuri proses pekerjaan proyek itu karena tidak mau dipolitisir seolah-olah saya ada maksud tertentu. Namun karena hal ini menyangkut kepentingan masyarakat luas maka saya berkewajiban untuk mendorong pihak kontraktor agar menyelesaikan pekerjaan proyek secara tepat waktu dengan memperhatikan kualitas atau mutu proyek sesuai tertera dalam kontrak,” ungkapnya.

Mirwan mencontohkan seperti terkait plang nama proyek yang sebelumnya tidak terlihat di pasang dilokasi proyek. Setelah hal itu disampaikan pihaknya kepada kontraktor pelaksana dan pihak dinas terkait belakangan baru di pasang.

“Termasuk mengenai proses pekerjaan, saya lihat setelah disampaikan beberapa kali masukan saat ini sudah mulai diburu yang dibuktikan dengan telah dimasukkannya sejumlah mobil truck pengangkut kerikil timbunan termasuk menyediakan satu unit alat berat excavator di Sungai Desa Kampung Jua,” katanya.

Sedangkan mengenai terhentinya pekerjaan pembangunan tanggul di sisi kiri dan kanan badan jalan pada Rabu, menurut informasi yang diterima disebabkan pasokan semen sedang putus, ungkapnya.

Berdasarkan pantauan lapangan, perkembangan pekerjaan proyek tersebut memang masih sangat rendah. Hal itu terlihat dari pekerjaan tanggul di sisi kanan dan kiri badan jalan mulai dari Desa Keude Kandang sampai Desa Pasie Meurapat masih banyak yang belum tuntas.

Di sepanjang badan jalan yang dilalui wartawan juga terlihat beberapa titik tumpukan material kerikil dan pasir untuk bahan pembangunan tanggul, sementara material timbunan badan jalan sama sekali belum di angkut ke lokasi proyek tersebut.

Selain itu, proses pekerjaan pembangunan tanggul di sisi kanan dan kiri badan jalan kualitas atau mutunya juga terlihat sangat mengkhawatirkan karena pengecoran tanggul tersebut langsung dilakukan diatas tanggul lama yang sudah ada sebelumnya tanpa ada upaya mengetok bagian atas tanggul lama untuk memperkokoh pengecoran tanggul baru diatasnya tersebut.

Tidak hanya itu, pengecoran tanggul bantalan jalan tersebut volume besar dan tingginya juga terlihat tidak sama antara yang ada di Desa Pasie Meurapat yang terlihat lebih besar dan tinggi dengan yang ada di Desa Keude Kandang yang terlihat lebih kecil dan rendah.

Pada papan proyek yang di pasang di Desa Pasie Meurapat terlihat, proyek pembangunan jalan Keude Kandang – Pasie Meurapat yang di kerjakan CV Prista Utama dengan Konsultan Pengawas CV Menara Agung Consultant tersebut bersumber anggaran dari DAK APBK tahun 2016 senilai Rp1,59 miliar lebih.

Namun, pada papan informasi tersebut tidak dijelaskan volume pekerjaan termasuk batas akhir tenggat waktu pekerjaan kecuali hanya disebutkan tanggal kontrak pada 8 Juni 2016. [Antara]

Related posts