908 jiwa jadi korban gempa bumi

Sejumlah warga berada di tempat pengungsian di Desa Meunasah Jurong Teupin Pukat, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Kamis (8/12). (Antara)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Gempa bumi yang terjadi di sebagian kawasan Pidie Jaya dan sekitarnya mengakibatkan 908 jiwa menjadi korban. Dengan rincian, sebanyak 104 meninggal dunia, 138 menderita luka berat, sementara 666 luka ringan.

Hal itu terlampir dari data yang dirilis dalam laporan harian Pos Komando Utama Tanggap Darurat Bencana Gempa bumi Aceh, pada Jumat, (16/12).

“Sebanyak 97 dari 104 korban meninggal dunia telah berhasil diidentifikasi. Tujuh korban yang belum diketahui identitasnya berasal dari Kabupaten Pidie Jaya,” tulis laporan tersebut. Hingga Kamis kemarin, dilaporkan bahwa gempa susulan terjadi hingga 91 kali.

Secara umum, dalam rincian itu dilaporkan bahwa gempabumi telah membuat 97 masyarakat Pidie Jaya meninggal dunia, 462 luka ringan, serta 127 menderita luka berat.

Untuk Kabupaten Bireun, gempa telah mengakibatkan 272 orang menjadi korban, dua di antaranya meninggal, sementara 13 luka berat dan 272 luka. Di Kabupaten Pidie, 5 orang dilaporkan meninggal, 3 orang luka berat, dan 70 lainnya menderita luka ringan.

Petugas Pos Komando juga melaporkan bahwa hingga Jumat ini, sebanyak 165 pasien masih dirawat di rumah sakit.

Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya merawat 102 korban, 36 dirawat di RS Zainoel Abidin Banda Aceh, 58 korban di RS Sigli Kabupaten Pidie, 27 korban dirawat di RS Fauziah Bireun dan 4 lainnya mendapat perawatan di RS Tgk. Abdullah Syafii di Beureunun Pidie.

Dari data itu disebutkan bawa 85.161 masyarakat dari tiga kabupaten mengungsi. Mereka menempati posko pengungsian yang tersebar di 120 titik lokasi.

Secara rincian, 82.122 jiwa berasal dari Kabupaten Pidie Jaya, 1.716 jiwa berasal dari Bireun, dan 1.323 jiwa berasal dari Kabupaten Pidie.

Pemerintah melalui Kementerian Sosial akan menyantuni seluruh korban meninggal dunia dan korban luka-luka. Bantuan sosial tersebut berjumlah 6.5 miliar lebih.

Untuk korban meninggal dunia, pemerintah akan menyantuni Rp,15 juta yang akan diserahkan kepada ahli waris korban.

Presiden Joko Widodo pada Kamis (15/12) kemarin juga telah meninjau langsung proses evakuasi dan rekonstruksi kerusakan akibat gempabumi tersebut.

Presiden bahkan menyerahkan secara simbolis bantuan stimultan bagi warga yang rumahnya rusak akibat gempa. Pemerintah mensubsidi Rp.40 bagi rumah yang rusak berat, dan Rp.20 juta bagi yang rusak ringan.

Laporan Pos Komando melansir ada 7.814 rumah yang rusak di tiga kabupaten tersebut. Rinciannya, di Pidie Jaya 741 rumah rusak berat, 865 rusak sedang sementara 4.755 rusak ringan.

Untuk Kabupaten Bireuen, 195 rumah rusak berat, 208 rusak sedang, 519 rusak ringan dan 200 dikategorikan rusak. Untuk Kabupaten Pidie dilaporkan ada 30 rumah rusak berat, 386 rusak ringan dan 200 lainnya dalam kategori rusak.

Sementara itu, hasil pendataan sementara rumah warga yang rusak yang telah didata untuk menerima bantuan stimultan perbaikan kerusakan rumah akibat gempabumi adalah 981 unit. Di Pidie Jaya telah didata 131 rumah rusak berat ddan 142 rusak ringan.

Di Bireuen, data sementara menyebutkan 104 rumah rusak berat dan 726 rusak ringan. Untuk Kabupaten Pidie Jaya 32 rumah rusak berat dan 981 rusak ringan. Data tersebut akan terus diperbaharui untuk memperoleh informasi penyerahan bantuan nantinya.

Sejauh ini, Pemerintah Aceh telah melakukan berbagai upaya penanganan. Di antaranya dengan menetapkan status gempabumi tersebut sebagai bencana dengan status darurat provinsi.

Melalui Badan Penanggulangan Bencana Aceh, pemerintah juga telah mendirikan tenda gudang untuk ruang kelas belajar sementara di SMK Paro Pidie Jaya dan di Pesantren Mudi Mesra Samalanga, Bireuen.

Plt. Gubernur Aceh, Soedarmo menetapkan Kepala BPBA, Said Rasul sebagai Komandan Tanggap Bencana. Selain itu, Soedarmo juga meminta semua instansi bekerjasama menangani para korban dan juga proses rekonstruksi paskabencana.

“Kerahkan personil untuk memastikan logistik untuk pengungsi tercukupi. Berikan penanganan terbaik, dan pastikan semua kebutuhan para pengungsi terpenuhi,” ujar Soedarmo, Jumat (16/12).

Soedarmo menyebutkan, proses pemulihan Pidie Jaya, Bireun dan Pidie dilakukan lintas instansi, kementerian, swasta dan pihak internasional. Tentara Nasional Indonesia, kata Soedarmo, mengerahkan 4.018 personil untuk proses evakuasi dan pemulihan serta ikut menangani pasien di rumah sakit lapangan. Sementara Polri menurunkan 7.020 personil, dan Satpol PP, mengerahkan 1000 personil untuk membantu di lapangan.

Pemerintah Indonesia juga telah menerima bantuan internasional. Di antaranya adalah bantuan dari ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance, ASEAN ERAT dan AHA Center.

“Pemerintah Aceh berterimakasih atas semua dukungan. Kami berharap wilayah yang terkena dampak gempabumi bisa segera pulih,” ujar Soedarmo. [Aidil/rel]

Related posts