Kontraktor di Aceh Selatan mengeluh soal semen langka

ilustrasi kelangkaan semen. (solopost)

Tapaktuan (KANALACEH.COM) – Para kontraktor di Kabupaten Aceh Selatan mengeluh akibat langkanya semen, karena berpengaruh terhadap pekerjaan sejumlah proyek pemerintah tahun 2016 yang terancam tidak siap tepat waktu.

Salah seorang kontraktor, Mayfendri di Tapaktuan, Kamis (15/12) menyatakan, akibat putusnya pasokan semen, banyak kontraktor yang terpaksa menghentikan pekerjaan proyek konstruksi.

Dikatakan, para kontraktor kewalahan mencari keberadaan semen di Aceh Selatan, sebab meskipun ada beberapa toko bangunan yang menjual semen namun harganya melambung tinggi sehingga tidak sesuai lagi dengan rencana anggaran biaya (RAB) proyek.

Informasi dihimpun di Tapaktuan, kondisi kelangkaan semen di Aceh Selatan telah berlangsung sejak awal bulan Desember 2016.

Meskipun keberadaan semen sempat ada di beberapa toko bangunan, namun harganya sudah melambung tinggi diatas harga normal biasanya.

Menurutnya, jika kondisi tersebut tidak segera mendapat perhatian dari pihak terkait maka dapat dipastikan banyak pekerjaan proyek konstruksi di Aceh Selatan tidak akan rampung dikerjakan hingga akhir Desember 2016.

Jika hal itu sampai terjadi, maka disamping merugikan masyarakat dan daerah karena fasilitas infrastruktur tidak bisa dimanfaatkan dalam waktu dekat juga sangat merugikan pihak kontraktor itu sendiri karena mau tidak mau dampak dari tidak selesainya proses pekerjaan pihak dinas terkait akan melakukan pemutusan kontrak kerja.

“Jika dilakukan finalti (pemutusan kontrak kerja) maka pihak kontraktor sangat dirugikan karena pihak dinas hanya membayar anggaran proyek sebesar pekerjaan fisik yang telah dilaksanakan sedangkan anggaran yang tersisa akan diblokir,” ungkapnya.

Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Aceh Selatan, Bahrumsyah yang dikonfirmasi membenarkan bahwa sejumlah paket pekerjaan fisik di daerah itu terancam tidak siap secara tepat waktu akibat terkendala putusnya pasokan semen.

“Benar, saat ini cukup banyak para kontraktor yang mengeluh karena pekerjaan proyeknya terancam tidak siap tepat waktu akibat terjadi kelangkaan semen. kita tidak tahu harus mencari solusi apa terkait hal ini, karena terkait ketersediaan semen bukan kesalahan pihak kontraktor melainkan benar-benar disebabkan putusnya pasokan semen di pasaran,” ungkapnya.

Sementara itu, Musliadi pemilik Toko UD Rahmad di Jalan Merdeka, Tapaktuan, menyebutkan penyebab terjadinya kelangkaan semen yang sudah berlangsung sejak dua pekan lalu di daerah itu karena kapal pengangkut semen padang di pelabuhan Teluk Bayur, Sumatera Barat, sudah lama tidak sandar di Pelabuhan Tapaktuan untuk membongkar semen.

Kondisi serupa, menurutnya, juga terjadi terhadap pasokan semen Andalas dari Lhok Nga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.

Namun meskipun pasokan semen Padang dan Andalas tersebut sedang putus, pihaknya masih tetap menjual semen merek Garuda yang dipasok secara khusus dari Medan, Sumatera Utara. Namun semen yang diproduksi dari Kalimantan ini, harganya mencapai Rp58.000/sak.

“Sekarang harga semen termasuk sudah turun, sebab satu minggu lalu harga semen tembus Rp70.000/sak. Karena pasokan semen Padang dan Andalas sedang putus, kami hanya menjual semen merek Garuda yang kami pasok dari Medan,” kata Musliadi. [Antara]

Related posts