Satgas Unsyiah bahas pemulihan pascagempa Pijay

Paskah gempa, Pembangunan Pijay diharap ditangani dengan baik
Puing-puing di Mesjid Quba Pangwa, Trienggadeng, Pidie Jaya mulai dibersihkan. Bangunan itu hancur saat gempa bumi berkekuatan 6,5 SR melanda Pidie Jaya pada Rabu (7/12) lalu. (Kanal Aceh/Fahzian)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Tim Satuan Tugas Universitas Syiah Kuala (Satgas Unsyiah) membahas penyusunan rencana pemulihan pascagempa Pidie Jaya. Perencanaan tersebut dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) yang dipimpin Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal di Balai Senat Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh, Rabu (21/21).

Rektor menargetkan ada beberapa hal penting yang harus disepakati dalam FGD, salah satunya lokasi kantor Satgas Pemulihan Pascagempa Pidie Jaya Unsyiah untuk enam bulan ke depan. Penentuan lokasi ini penting untuk memantau dan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya.

“Unsyiah harus bisa menjalin komunikasi intens dengan pihak-pihak terkait untuk masa recovery gempa Pidie Jaya,” ujar Rektor Unsyiah.

Dikatakan, Satgas Unsyiah juga diundang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengikuti rapat membahas tentang Pidie Jaya di Jakarta hari ini, Kamis (22/12).

Ketua Satgas Pemulihan Pascagempa Pidie Jaya Unsyiah, Dr Khairul Munadi menjelaskan, pihaknya diundang BNPB untuk mengikuti Rapat Koordinasi Tentang Sinkronisasi Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh.

“Dari Aceh ada perwakilan dari Pemkab Pidie Jaya, Pidie, Bireun, Pemerintah Aceh, BPBA, dan Bappeda. Ditambah dengan perwakilan universitas, yaitu Unsyiah dan UIN Ar-Raniry. Saya mewakili Unsyiah,” sebut Ketua UPT Mitigasi Bencana Unsyiah tersebut.

Sementara itu, Wakil Rektor IV Unsyiah, Dr Nazamuddin MA mengungkapkan bahwa Unsyiah telah berperan pada rehabilitasi dan rekontruksi pascatsunami tahun 2004. Jadi, Unsyiah siap untuk ambil bagian dalam proses pemulihan di Pidie Jaya.

“Namun Unsyiah juga harus bertindak sesuai dengan regulasi yang berlaku. Hal inilah yang menjadi landasan Unsyiah melalui BRR bekerja pascatsunami silam,” ujarnya.

Menurutnya, Unsyiah juga perlu memperjelas posisinya dalam masa pemulihan pascagempa Pijay. Oleh karena itu, FGD juga membahas hal tersebut.

Sebelumnya, Unsyiah telah melakukan Penunjukan Satuan Tugas Pemulihan Pasca Gempa Pidie Jaya. Tim ini terbentuk melalui Surat Keputusan (SK) Rektor Unsyiah Nomor 2486 Tahun 2016 tertanggal 16 Desember 2016. Pembentukan tim ini merupakan kelanjutan dari aksi cepat yang telah dilaksanakan secara terintegrasi oleh civitas akademika Unsyiah selama hampir dua minggu sejak gempa Pidie Jaya 7 Desember lalu.

Hadir dalam FGD ini, antara lain Wakil Rektor II Unsyiah, Ketua Koordinasi Posko Terintegrasi Unsyiah Peduli Pidie Jaya, Para Dekan, Kepala UPT Perpustakaan Unsyiah, Kepala BPPM, dan akademisi Unsyiah lainnya. [Aidil/rel]

Related posts