400 santri di Aceh Barat menderita gata-gatal

ilustrasi. (geviral.com)

Meulaboh (KANALACEH.COM) – Lebih dari 400 orang santri pada Pondok Pasantren Serambi Aceh, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat, menderita gatal-gatal hingga kini belum diketahui penyebab penyakit massal itu.

“Kami belum tahu penyebabnya, namun santri yang mengalami gatal-gatal sudah banyak yang pulang dan dipulangkan untuk berobat,” kata pimpinan Pompes Serambi Aceh Tgk H Mahmuddin Usman kepada wartawan di pesatren itu, Senin (9/1).

Tgk Mahmuddin menyampaikan, penyakit itu muncul sebelum bencana alam banjir mengepung Kabupaten Aceh Barat dan sekitarnya, sehingga penyebab derita massa santri itu bukanlah dampak dari bencana alam banjir.

Kondisi santri yang menderita gatal-gatal itu, tangannya, sendi otot membengkak karena infeksi luka yang disebabkan oleh munculnya seperti jenis jerawat air hampir di semua sendi dan bagian tubuh, kondisi itu sudah dialami sejak akhir Desember 2016.

Akibatnya banyak santri yang sudah dipulangkan ke kampung daerah asal masing-masing untuk berobat dengan keluarga, pengurus pasantren sudah melaporkan kejadian itu pada pihak kesehatan melalui Puskesmas Kaway XVI untuk segera turun.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh Barat dr Zafril Luthfi, yang dikonfirmasi membenarkan adanya derita penyakit masal tersebut yang saat ini masih dialami oleh ratusan santi pada Pompes Serambi Aceh.

“Baru hari ini dilaporkan ke Puskesmas Kaway XVI, ternyata cukup rame itu sampai 400 orang. Kita besok Selasa (10/1) akan turun ke sana melakukan pengobatan massal, saya juga akan turun langsung,” katanya.

Luthfi menjelaskan, sejak dilaporkan pihaknya belum dapat turun langsung, namun hanya melakukan identifikasi penyebab penyakit itu, apalagi dengan jumlah yang lumayan banyak sehingga harus dipersiapkan obat-oabatan mencukupi.

Selain itu, petugas kesehatan diturunkan Dinas Kesehatan Aceh Barat saat ini sebagian masih bekerja mobiler melakukan pemeriksaan warga masyarakat korban banjir yang juga mengalami kondisi serupa karena rendaman air banjir.

Namun karena kondisi di Pompes itu dilaporkan emergensi, pihaknya akan membawa obat-obatan yang cukup dan melakukan pengobatan sekaligus melakukan identifikasi penyebab munculnya penyakit gatal-gatal tersebut.

“Sampai hari ini di posko pengobatan massal juga ada warga menderita gatal-gatal karena banjir lebih seratusan juga. Petugas kita mobiler untuk pelayanan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan korban banjir,” sebut dr Luthfi.

Lebih lenjut dijelaskan, selama beberapa tahun terakhir belum pernah ditemukan kasus penyakit diderita massal seperti dialami santri itu, namun dirinya memperkirakan penyebabnya karena kondisi cuaca ekstrim dan kebersihan lingkungan pasantren itu.

Kemudian keberadaan santri di Pompes itu mungkin selama ini banyak terkurung, kurang mendapat cahaya dan pembersihan lingkungan, sehingga dalam kondisi seperti itu udara lembab akan memunculkan bakteri gejala sumber penyakit. [Antara]

Related posts