Seekor anak gajah alami gizi buruk akibat ditinggal induknya

ilustrasi Gajah Liar Sumatera Seekor bayi gajah liar Sumatra (Elephas maximus sumatranus) berjalan di bawah kaki induknya yang tertembak bius di hutan kawasan Sungai Sekalo, Desa Suo Suo, Kabupaten Tebo, Jambi, Jumat (24/1). (Antara Foto)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengevakuasi seekor anak gajah jantan berusia setahun yang mengalami gizi buruk. Anak gajah ini diduga tertinggal dari rombongannya.

Seekor anak gajah ini ditemukan di Gampong Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, Sabtu (14/1) lalu oleh warga setempat dan kemudian dilaporkan kepada BKSDA.

Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo mengatakan, awalnya dilaporkan anak gajah ini menderita luka tembak senapan angin.

“Tapi setelah kita periksa ternyata tidak ada luka tembak, dan dari pemeriksaan tim medis anak gajah ini menderita malnutrisi, ini juga terlihat dari kondisi badannya yang kurus, ini akibat lama terpisah dari induknya,” jelas Sapto saat memberi keterangan kepada jurnalis di Banda Aceh, Senin (16/1).

Menurut Sapto, karena sudah lama terpisah dari induknya, anak gajah ini tidak makan hingga mengalami gizi buruk.

“Biasanya kalau gajah seusia itu beratnya antara 250-300 kilogram. Tetapi gajah ini jauh di bawah itu,” ujarnya.

Sapto mengatakan, kini anak gajah itu sudah dievakuasi Pusat Konservasi Gajah (PKG) di kawasan Saree, Kabupaten Aceh Besar, untuk dirawat.

“Rombongan tiba tadi subuh ke PKG dan si anak gajah mendapat perawatan intensif dari tim dokter hewan dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, dan kini anak gajah itu sudah terlihat membaik,” jelas Sapto.

Di lokasi yang sama, tim BKSDA juga menemukan bangkai gajah jantan yang sudah tak ada lagi gadingnya. Gajah jantan yang diperkirakan berusia 30 tahun ini tewas akibat luka tembakan, dan ditemukan di kawasan perkebunan sawit milik PT Dwi Kencana Semesta (PT DKS).

“Dari hasil pemeriksaan kami menemukan lima lubang bekas luka tembak, tapi kami tidak menemukan proyektil di sekitar bangkai gajah. Gajah ini diperkirakan mati sepekan lalu,” kata Sapto.

Sepanjang tahun 2012 hingga 2016, BKSDA mencatat sebanyak 41 ekor gajah mati di Aceh.

“Untuk yang jantan banyak di antaranya kehilangan gading, dan kematian ini berat dugaan kita karena perburuan gading,” katanya.

Gajah-gajah mati sebagian besar karena diracun dengan arsenik, dan sebagian lagi ditembak dan terjebak jerat yang sengaja dipasang. [Kompas]

Related posts