Yayasan Geutanyoe hadiri sidang luar biasa OKI bahas Rohingya

Direktur Internasional dari Yayasan Geutanyoe, Lilianne Fan menghadiri sidang luar biasa OKI di Kuala Lumpur. (Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Dewan Menteri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menggelar sidang luar biasa di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (19/1). Sidang tersebut dilaksanakan guna membahas situasi etnis minoritas Muslim Rohingya Myanmar.

Acara itu dibuka oleh Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Haji Mohammad Najib bin Tun Haji Abdul Razak. Dalam sambutannya, Mohammad Najib mengatakan bahwa terlalu banyak orang yang telah kehilangan nyawa mereka di Myanmar.

“Hal itu sendiri adalah alasan mengapa dunia internasional tidak bisa diam, dan dalam beberapa tahun terakhir,” katanya

Yayasan Geutanyoe dari Aceh yang fokus pada bidang penanganan suku Rohingya pun ikut berpartisipasi dalam sidang tersebut.

Direktur Internasional dari Yayasan Geutanyoe, Lilianne Fan, yang menghadiri acara tersebut menyampaikan pertemuan ini merupakan sebuah demonstrasi solidaritas yang kuat bagi minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine dan tercapainya komitmen yang kolektif dari salah satu organisasi terbesar antar pemerintah di dunia untuk mengakhiri kekerasan dan kekejaman terhadap rakyat Rohingya.

Liliane Fan mengaku senang melihat bahwa komitmen juga dilakukan untuk memberikan perlindungan yang lebih kuat untuk menegakkan hak-hak pengungsi Rohingya, termasuk di Malaysia, Indonesia, dan Bangladesh.

“Mudah-mudahan konferensi ini akan menjadi langkah awal yang penting menuju pemulihan kewarganegaraan dan martabat semua etnis Rohingya dan untuk mengakhiri masa yang penuh tragedi di negara bagian Rakhine,” ujarnya.

Dalam sidang ini, turut hadir Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. Sebelumnya ia menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk memberi dukungan dan berbagai upaya guna menyelesaikan konflik kemanusiaan yang terjadi di negara bagian Rakhine.

Menteri Retno dijadwalkan pada 20-22 Januari 2017 akan bertolak menuju Myanmar guna melakukan kunjungan kerja dan penyerahan langsung bantuan pangan dari pemerintah Indonesia. [Aidil/rel]

Related posts