Apa Karya: sekarang saya sebagai ayah kalian dalam kombatan

Apa Karia: sekarang saya sebagai ayah kalian dalam kombatan
Apa Karia saat menggelar kampanye akbar di Pidie, Kamis (26/1). (ist)

Pidie (KANALACEH.COM) –  Calon Gubernur Aceh Zakaria Saman mengatakan dirinya lahir di Keumala dan sekarang tinggal di Blang Maloe. Kemudian naik ke gunung bergerilya di masa konflik. 23 tahun hidup di Eropa Barat. Hal ini disampaikan oleh disampaikan mantan menteri pertahanan GAM itu di depan massa pendukungnya pada saat kampanye akbar di Lapangan Bola Kaki Bereunuen, Kamis (26/1).

“Waktu saya pulang ke Aceh, mereka yang dulunya anak-anak sudah punya anak tapi saya belum apa-apa. Selama di luar, apa yang tidak ada. Trok bak beusoe batok lon bloe, untuk kombatan gam, bek gam gob gam tanyo. Untuk itu, saya selalu ingat kepada bangsa Aceh kemana pun saya pergi tetap saya pulang ke Aceh,” kata Apa Karia

Apa Karia menjelaskan, dirinya pulang ke Aceh 15 hari setelah ditetapkan status Darurat militer. Berbicara GAM. menurutnya, orang pertama paling atas yaitu wali nanggroe Tgk. Hasan Ditiro, setelah dirinya sebagai menteri Pertahanan GAM.

“Jadi, sekarang saya sebagai ayah kalian dalam kombatan. Saya tidak punya kepentingan apa-apa, tetapi ini semua saya lakukan hanya untuk rakyat Aceh. Maka kalau saya ngomong “lage na laju” dalam debat kandidat saja saya ngomong apa adanya,” tutur Apa Karia disambut teriakan massa.

Apa Karia juga mengaku bahwa yang menetapkan Malik Mahmud sebagai wali nanggroe, Zaini Abdullah untuk Gubernur dan Muzakir Manaf sebagai wakil Gubernur dulu adalah dirinya.

“Saya tidak punya Anak, istri muda dan cukup untuk makan, jadi saya tidak perlu yang lain, saya hanya perlu untuk mensejahterakan rakyat Aceh Hari ini sudah 10 tahun, yang menetapkan dr. Zaini adalah saya Zakaria Saman, yang menetapkan muzakir manaf dan malek mahmud juga saya, bukan orang lain. Ini karena Allah saya paksa mereka untuk duduk sebagai gubernur, wakil gubernur dan wali nanggroe. Tip-tip ka lon jak pantang lon surot, hana lon takot rimung ngen buya (setiap saya maju, pantang saya mundur),” ucap Apa Karia.

Ia menambahkan, dahulunya ia dipanggil dengan sebutan Bang Karya ketika bersama mantan kombatan GAM merasakan pahitnya hidup di gunung. Namun sekarang, ia mengaku kecewa setelah sebagian manta kombatan GAM merasakan buah manis, lalu melupakan dirinya, seperti kacang lupa kulit. [Randi/rel]

Related posts