Genjot PAD, Pemkab Aceh Barat fokus benahi objek wisata buatan

Genjot PAD, Pemkab Aceh Barat fokus benahi objek wisata buatan
taman wisata Batu Putih atau lebih dikenal di kawasan "Kupiah Meukeutop" Teuku Umar. (carana.net)

Meulaboh (KANALACEH.COM) – Pemerintah Kabupaten Aceh Barat fokus untuk mengembangkan pembangunan dua lokasi objek wisata buatan untuk mengenjot pendapatan asli daerah (PAD) 2017.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Aceh Barat Teuku Novizar, di Meulaboh, Jumat (27/1) mengatakan, selama ini hanya satu kawasan objek wisata buatan yang berkontribusia terhadap pemasukan asli daerah lewat dinas tersebut.

“Selama ini PAD kita kelola dari pariwisata ini memang masih terbatas dan itupun hanya dari fasilitas yang kita bangun di lokasi wisata. Makanya untuk tahun 2017 ke depan kita benahi dua objek wisata untuk meningkatkan pendapatan daerah,” sebutnya.

Kedua objek wisata tersebut yakni taman wisata Batu Putih atau lebih dikenal di kawasan “Kupiah Meukeutop” Teuku Umar, kemudian satu lagi kawasan wisata dekat pantai Desa Pasar Aceh, pihaknya berupaya masuk lewat penyediaan fasilitas pendukung.

Novizar menyampaikan, berbicara pariwisata bukan hanya terkosentrasi pada pihaknya, akan tetapi semua itu dikelola secara bersama-sama untuk mengisi fasilitas pendukung lainnya seperti penempatan usaha ekonomi kreatif maupun kuliner di sekitar lokasi.

Selain itu, pendapatan daerah dari wisata sebenarnya selama ini cakupannya luas, seperti pemasukan untuk pengurusan izin usaha, meningkatnya jumlah jasa penggunaan penginapan seperti hotel maupun losmen serta tumbuhnya usaha kecil masyarakat.

“Masyarakat disekitar lokasi mendapat manfaat, kemudian instansi teknis lain bisa tergenjot PAD lewat perizinan, retribusi dan sebagainya yang semuanya bersumber dari adanya lokasi objek wisata. Memang untuk PAD dari dinas kita masih rendah,” sebutnya.

Lebih lanjut disampaikan, secara keseluruhan daerah itu memiliki 41 lokasi atau tempat objek wisata, baik wisata alam, wisata bahari, wisata buatan, relegi dan wisata budaya yang selama ini sudah sangat dikenal masyarakat di Provinsi Aceh.

Novizar menjelaskan, pengembangan objek wisata harus dilakukan secara terpadu untuk menatanya tidak mesti harus dilakukan serba mewah, karena para prinsipnya minat wisatawan yang datang ke satu lokasi bukan ingin melihat kemewahan atau kemegahan.

Akan tetapi lebih dari itu, mayoritas wisatawan yang berkunjung ke daerah itu hendak melihat keastrian alam, keindahan panorama pantai serta peninggalan situs sejarah yang menjadi monumen berharga untuk wisata relegi.

“Ada 41 objek wisata daerah kita, yang akan kita kembangkan terus secara perlahan-lahan sesuai kemampuan daerah. Tapi yang sangat penting menurut saya adalah bagaimana kita mengait investor atau pengusaha membangun lokasi wisata,” tegasnya.

Menurut Novizar, beberapa daerah yang dikunjungi untuk melihat tata kelola objek wisata, semuanya melibatkan pihak swasta, sementara pemerintah mempermudah untuk semua proses sehingga kegiatan usaha terbangun saling menguntungkan.

Di Kabupaten Aceh Barat sendiri masih sangat terbatas minat pengusaha mengembangkan bisnis di kawasan objek wisata karena beberapa faktor, salah satunya adalah kekhawatiran terhadap terbentur dengan regulasi kearifan lokal Aceh apabila berbicara persoalan wisata yang sebenarnya.

“Padahal tidak semua wisata itu mengarah kepada konotasi negatif, karena itu Aceh Barat terus memberikan pemahaman itu. Harapan kita investor hadir mengelola objek wisata yang bernilai ekonomi di daerah kita,” katanya menambahkan. [Antara]

Related posts