Jambi (KANALACEH.COM) – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta aksi perisakan terhadap Ari yang salah menyebutkan nama ikan dihentikan. Ini karena melihat kondisi psikologi sang anak yang dikhawatirkan kian semakin drop lantaran terus di-bully.
“Ini bukan lelucon. Namanya anak-anak saya kira sangat wajar salah melafalkan kata-kata karena minimnya perbendaharaan kata mereka,” ujar Khofifah, Jumat (27/1).
Khofifah yakin apa yang dilakukan anak itu bukan sebuah kesengajaan. Buktinya, dalam melafalkan ikan paus pun, sang anak justru memenggal kata menjadi pa-us. Begitu juga ketika menyebutkan ikan teri yang berubah menjadi ikan teli lantaran sang anak cadel.
Menurut Khofifah, bukan bullying yang seharusnya diterima sang anak, melainkan pujian karena tidak semua anak berani maju dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan Presiden Joko Widodo. Ari, ujar Khofifah, begitu percaya diri menjawab meskipun ada sedikit keliru.
“Ini yang harus diapresiasi. Tidak semua anak Indonesia beruntung dan punya kesempatan untuk berdekatan dengan orang nomor satu negeri ini. Dapat hadiah sepeda pula dari Presiden,” tutur dia.
Khofifah berharap netizen jauh lebih cerdas dalam membagikan konten di dunia maya. Karena efek bullying pada anak bukan perkara sepele dan akan berdampak pada tumbuh kembang anak.
Ini akan jadi semakin buruk tatkala anak korban bullying mengalami depresi. Tidak sedikit, kasus bullying pada anak berakhir dengan kasus bunuh diri.
“Kestabilan emosi anak akan terganggu. Jangan sampai rasa percaya dirinya hancur karena terus di-bully. Tidak perlu memviralkan lagi video itu,” ujar Khofifah.
Dalam agenda Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017 di Jakarta JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Presiden Jokowi meminta seorang siswa SD menyebutkan nama-nama ikan yang ada di perairan Indonesia.
Beberapa nama ikan memang benar disebutkannya. Namun saat menyebut nama ikan tongkol siswa tersebut salah ucap. [Liputan6]