Ratusan warga Israel digusur dari Amona Tepi Barat

Ratusan warga Israel digusur dari Amona Tepi Barat
ilustrasi. cdn.ar.com

Tel Aviv (KANALACEH.COM) – Ratusan warga Israel digusur dari permukiman tidak resmi di Amona, Tepi Barat. Penggusuran dilakukan setelah Mahkamah Agung Israel menyatakan permukiman Amona dibangun di atas tanah privat milik warga Palestina.

Seperti dilansir Reuters dan BBC, Kamis (2/2), sengketa terkait Amona sudah berlangsung sejak lama. Terletak di perbukitan dekat permukiman Ofra, Ramallah bagian timur laut, permukiman Amona dibangun tahun 1996 di atas tanah yang terdaftar dimiliki secara privat oleh warga Palestina.

Sekitar 330 warga Israel selama ini dibiarkan tinggal di sana. Sejumlah warga Palestina menggugat kepemilikan tanah ini ke pengadilan Israel. Gugatan berlangsung bertahun-tahun hingga pada Desember 2014, Mahkamah Agung kembali memerintahkan pemerintah Israel untuk sepenuhnya ‘membersihkan’ Amona dari para pemukim dalam waktu dua tahun.

Batas waktu ditetapkan pengadilan pada 25 Desember 2016, namun setelah mendapat perlawanan warga akhirnya diperpanjang menjadi 8 Februari tahun ini. Dalam putusannya, Mahkamah Agung Israel menyatakan permukiman Amona harus dihancurkan karena dibangun di atas tanah privat warga Palestina. Warga yang tinggal di Amona diminta segera meninggalkan rumah masing-masing.

Eksekusi putusan pengadilan dilaksanakan Kepolisian Israel pada Rabu (1/2) waktu setempat. Penggusuran mendapat perlawanan keras dari warga dan pemuda nasionalis Israel lainnya yang mendukung warga Amona. Ratusan polisi memindahkan warga yang menghalangi mereka dan menggotong mereka ke dalam bus-bus yang disiapkan.

Hingga malam hari, kepolisian menyebut 40 keluarga yang tinggal di Amona telah dievakuasi. Namun masih ada demonstran yang bertahan. Perundingan dilakukan kepolisian agar proses penggusuran berjalan sesuai rencana. Sedikitnya 13 demonstran ditahan karena bentrok dengan polisi. Beberapa demonstran melempari polisi dengan batu. Juru bicara kepolisian Israel menyebut sedikitnya 20 polisi mengalami luka ringan.

“Yahudi tidak menggusur Yahudi!” teriak salah satu demonstran.

“Kami tidak akan meninggalkan rumah kami dengan sukarela. Tarik kami keluar dan kami akan pergi. Ini hari kelam bagi Zionisme,” tutur salah satu warga kepada wartawan.

Pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan akan membangun permukiman baru bagi warga yang digusur. Dalam pernyataannya, Netanyahu menegaskan tetap menjaga komitmen pada warga Amona dan telah memerintahkan pembentukan komisi khusus untuk mencari lokasi pembangunan permukiman baru.

“Seperti dijanjikan satu setengah bulan lalu kepada para pemukim, (Netanyahu) telah membentuk komisi yang akan mempromosikan pembangunan permukiman baru… Komisi ini akan segera bekerja untuk mencari lokasi dan membangun permukiman,” demikian bunyi pernyataan itu.

Menurut kelompok HAM Israel, B’Tselem, pembangunan permukiman tersebut menjadi yang pertama sejak akhir tahun 1990-an. Israel terakhir kali membangun permukiman Yahudi secara resmi di Tepi Barat pada tahun 1999. Meskipun banyak permukiman ilegal seperti Amona didirikan tanpa izin resmi. Dunia internasional menganggap seluruh permukiman Israel adalah ilegal. Namun Israel tak sepakat dengan melandaskan pada alasan sejarah dan politik. [Detik]

Related posts