Harga telur ayam terus turun, peternak resah

Harga Telur Ayam Terus Turun, Peternak Resah
Ilustrasi pedagang sedang memasukkan telur ke dalam papan. (Antara Foto)

Yogyakarta (KANALACEH.COM) – Harga telur di pasaran jatuh di harga Rp 13.800 per kilogram saat ini. Hal ini membuat para peternak ayam petelur resah.

Puncaknya, sejumlah peternak ayam petelur di Blitar, Jawa Timur, melakukan aksi boikot pembelian pakan ayam dari sejumlah perusahaan produsen pakan ayam.

Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada (UGM) di Yogyakarta berupaya menyelesaikan sengkarut harga telur tersebut melalui Musyawarah Nasional Peternakan Ayam Petelur pada Kamis (23/2) lalu.

Profesor Ali Agus, Guru Besar Fakultas Peternakan UGM, menjadi moderator untuk acara ini. Acara ini mempertemukan antara peternak ayam petelur, produsen pakan ternak serta pihak pemerintah dan dari universitas.

Sukarman, peternak ayam petelur asal Blitar, memaparkan bahwa  kondisi harga telur ayam memprihatinkan.

“Dari 2015 harga telur di pasaran terlalu murah, terakhir hanya Rp 13.800. Sementara harga pakan ternak dan DOC (day old chick) makin naik,” kata dia melalui rilis pers, Jumat (24/2).

Dia dan sejumlah peternak ayam petelur lain menduga anjloknya harga telur disebabkan adanya pihak perusahaan pakan ternak yang turut menjual telur ke pasaran.

“Ada kabar perusahaan melebarkan sayapnya dengan membudidaya ayam layer (ayam petelur) yang bisa mematikan peternakan rakyat,” tuturnya.

Sukarman berharap agar pihak perusahaan pakan ternak tidak ikut menjual telur ke pasaran dan membudidayakan ayam petelur.

Aturan Baru

PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) sebagai produsen pakan ternak yang turut kena boikot peternak ayam petelur turut angkat bicara.

Direktur PT CPI Jemmy Wijaya mengatakan, pihaknya memberikan beberapa solusi kepada peternak untuk mengatasi penurunan harga telur di pasaran.

Pertama, PT CPI akan menurunkan harga pakan komplit menjadi Rp 4.500 per kilogram (Kg) dan pakan konsentrat menjadi Rp 6.300 per kg.

“Untuk membantu meringankan persoalan peternak telur, kami akan ambil 20 ton telur dari peternak Blitar seharga Rp 15.500 per kg,” katanya. Harga tersebut lebih tinggi dari harga pasaran sekarang yakni Rp 13.800 per kg.

Kedua, PT CPI juga berjanji untuk tidak menambah jumlah budidaya ayam petelur pada tahun ini. Saat ini jumlah budidaya ayam petelur di PT CPI sudah mencapai 2 juta ekor.

Menurut Jemmy, sebenarnya pangsa pasar PT CPI untuk produk pakan pakan ayam petelur untuk seluruh Indonesia hanya 16 persen.

Sedangkan untuk DOC, pangsa pasar PT CPI untuk  ayam petelur hanya 37 persen. “Sebanyak 2 persen digunakan sendiri dan 98 persen dijual untuk peternak,” ujar Jemmy.

Ketiga, untuk solusi jangka panjang PT CPI akan mengatur waktu impor indukan ayam petelur sehingga tidak menumpuk di satu waktu.

Direktur Budi Daya dan Perbibitan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Surahman Suwandi mengatakan, pihaknya mengapresiasi dengan solusi yang ditawakan PT CPI.

Dia melanjutkan, akan ada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) tentang penyediaan dan peredaran ayam petelur. “Paling lambat dua bulan,” ujarnya. [Kompas]

Related posts