Kominfo didesak buka spektrum 5G tahun depan

Setelah 4G, Indonesia siap sambut layanan 5G
okezone.com

Jakarta (KANALACEH.COM) – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) didesak untuk membuka pita frekuensi untuk menggelar 5G jauh-jauh hari. Karena secara global, teknologi 5G tersebut direncanakan hadir pada 2020.

Merujuk pergerakan internasional, kebutuhan 5G di Indonesia tak akan jauh berbeda. Hal ini juga didasari dari penggunaan 4G yang agresif selama dua tahun terakhir. Jadi tak heran jika hal yang sama diprediksi akan terjadi juga di 5G.

Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, untuk urusan teknologi baru, diperlukan investasi baru. Misalnya 5G yang sudah didemokan oleh XL dengan menggandeng penyedia infrastruktur telekomunikasi asal Swedia, Ericsson.

“Bicara teknologi itu seperti dua sisi mata uang, kehadiran teknologi baru menunjukkan kemampuan adaptasi memenuhi kebutuhan bagi pelanggan dan bisnis, itu (implementasi) lebih cepat,” ujar Dian usai demo 5G outdoor di halaman Graha XL Axiata, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (12/4).

“Di sisi lain, teknologi baru itu berhubungan dengan investasi baru tentunya. Bagi operator tentu harus pintar-pintar kapan menggelarnya, karena tebakan kita (operator) kadang berhasil tapi kadang salah,” tambah Dian.

Hal itu terbukti saat operator menggelar 3G pada 2006. Nyatanya, penyebarannya melambat hingga hampir satu dekade. Sementara saat menggelar 4G, baru dua tahun penggunannya sudah tumbuh pesat.

Maka dari itu, Kominfo sebagai regulator didesak untuk membuka spektrum khusus 5G sebelum dikomersilkan tahun 2020. Dengan demikian, operator bisa menyiapkan jaringan generasi kelima tersebut sebelum dikomersilkan.

“Kalau kita lihat waktu, butuh persiapan teknologi baru itu sekitar dua tahun sebelum komersil. Misal komersil tahun 2020, berarti 2018 sudah dibuka untuk operator,” sebut Dian.

Diberitakan sebelumnya, Kominfo sendiri sudah menyiapkan spektrum di 28 GHz untuk penggelaran 5G nantinya. Pernyataan tersebut diucapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara beberapa pekan lalu.

“Kita akan ikut standar internasional, kalau WRC suruh alokasikan di 28 GHz, kita akan alokasikan di situ yang totalnya ada 2 GHz atau 2.000 Mhz, jauh dari tender yang dilakukan sekarang kan,” ujar Rudiantara di sela Demo 5G Perdana Ericsson di Four Seasons Hotel, Jakarta, Senin (3/4) lalu.

Nantinya, layanan 5G di spektrum 28 GHz ini hanya bisa diakses di daerah kota, sedangkan untuk kawasan pedesaan atau rural akan menggunakan spektrum 700 MHz yang dipakai untuk persoalan coverage atau jangkauan.

“5G ini cocok untuk industri seperti digunakan di pabrik atau manufaktur, misalnya penggunaan robot karena kecepatan rata-rata 5 Gbps,” kata pria yang disapa Chief RA ini. [Detik]

Related posts