Parlemen Eropa tak ikhlas sawit Indonesia maju

Parlemen Eropa tak ikhlas sawit Indonesia maju
Ilustrasi - Pekerja mengumpulkan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hasil panen di Desa Seumanah Jaya, Rantoe Peureulak, Aceh Timur, Aceh, Minggu (9/10). (Antara Foto)

Kalbar (KANALACEH.COM) – Parlemen Eropa tidak ikhlas melihat perkebunan sawit di Indonesia maju.

Begitu kata Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang Wahyu Dwiantoro menanggapi resolusi sawit yang dikeluarkan Parlemen Uni Eropa dalam Rapat Koordinasi Perkebunan di Pontianak, Kalimantan Barat Selasa (18/4).

Kata Bambang, perkebunan sawit Indonesia saat ini menjadi sektor paling potensial dan menjanjikan sebagai sumber energi baru dan terbarukan dunia, setelah energi fosil makin menipis.

“Kita kembali merenung bahwa perkebunan Indonesia menjadi sumber energi dunia. Ketika energi fosil habis, dan Indonesia adalah negara paling potensial menghasilkan pangan dan energi baru dan terbarukan. Mereka tidak ikhlas, perkebunan sawit kita maju jaya,” ujarnya,

“Mereka dengan isu negatif itu, agar mendapatkan harga sawit murah,” sambungnya.

Namun demikian, Bambang tidak memungkiri masih banyak hal yang harus diperbaiki dalam tata kelola perkebunan sawit di Indonesia.

Dia menekankan agar seluruh petani dan pengusaha sawit dapat lebih bertanggung jawab dan meningkatkan kesadaran lingkungannya.

“Resolusi parlemen Eropa menyadarkan kita untuk mengelola perkebunan sawit dengan lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Agar pengusaha sadar diri agar memberi contoh-contoh yang baik,” tegasnya. [Rmol]

Related posts