Kupiah Teuku Umar dari eceng gondok dipamerkan di PIONIR VIII

Kupiah Teuku Umar dari eceng gondok dipamerkan di PIONIR VIII
Kupiah Teuku Umar yang dibuat dari tanaman eceng gondok dipamerkan di acara PIONIR di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh. (Kanal Aceh/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Hasil kreatifitas kerajinan tangan dari tanaman eceng gondok buatan perempuan Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat dipamerkan dalam acara Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni, dan Riset (Pionir) VIII di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh.

Kerajinan dari eceng gondok tersebut disulap sedemikian rupa hingga menghasilkan bebagai bentuk seperti, sandal, tas, topi hingga yang paling menarik adalah Kupiah Teuku Umar yang menjadi ciri khas dari daerah Aceh Barat tersebut.

Untuk harga Kupiah Teuku Umar, pengrajin mengaku bahwa harga berbeda-beda tergantung ukuran. Ukuran sedang (seperti difoto) seharga Rp220.00.

Salah satu pengrajinnya, Cut Afni Zahara saat ditemui Kanalaceh.com mengatakan kerajinan tersebut diketahui oleh dirinya saat mahasiwa UIN Ar-Raniry melakukan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Inovatif di Gampong Kubu, Peulante, dan Cot Jurumudi selama enam bulan dengan dibagi tiga tahap.

Dimana pertama para mahasiswa memberi pembekalan tahap awal, tahap kedua para mahasiswa mengajarkan olahan kerajinan tersebut dengan mendatangkan para pemateri dari Nagan Raya dan Yogyakarta, dan tahap ketiga para mahasiswa membantu mendampingi pemasaran.

Cut Afni mengaku awalnya tanaman eceng gondok yang terletak di seluruh sungai-sungai yang ada di Kecamatan Arongan Lambalek dianggap sebagai musibah yang menyebabkan terhambat air sungai mengalir sehingga banjir.

“Karena menghambat air sungai yang mengalir baik ke sawah maupun ke tempat lain,” katanya, Kamis (27/4).

Kini tanaman tersebut, kata Cut Afni, sudah mulai dicari oleh warga yang ada di Kecamatan Arongan Lambalek untuk dijadikan sebagai kerajinan. Setelah berhasil barulah secara resmi pada 31 Maret 2017 lalu, Pemerintah Aceh Barat menetapkan sentra kerajinan eceng gondok di Kecamatan Arongan Lambalek.

“Ini pemasaran yang kedua dimana sebelumnya juga sudah pernah dipasarkan di Expo Aceh Barat dan mendapatkan antusias minat pembeli,” ujarnya.

Selain Cut Afni, juga ada Siti Zalikha dari Gampong Kubu yang mewakili dari dua desa yang lain untuk memasarkan kerajinan eceng gondok di PIONIR UIN Ar-Raniry. Ia menyebutkan mengenai harga pihaknya terlebih dahulu menghitung berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk produksi.

Berbagai kerajinan tangan yang dibuat dari tanaman eceng gondok dipamerkan di acara PIONIR di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh. (Kanal Aceh/Fahzian Aldevan)

Misalnya dalam pembuatan satu tas, berapa banyak eceng gondok yang dihabiskan, harga poring dan lain sebagainya. Baru bisa dihitung berapa harga satu tas. “Harganya berbeda-beda tergantung besar kecilnya tas tersebut,” katanya.

Namun, tambah siti untuk harga satu sandal yang terbuat dari eceng gondok mereka memasarkan sebesar Rp25.000. Kerajinan tersebut harganya bervariasi tergantung produknya.

Cut Afni juga menambahkan, setelah acara ini selesai mereka juga akan memasarkan produk mereka di acara Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (PENAS KTNA) XV di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh yang digelar pada 6-11 Mei 2017. [Fahzian Aldevan]

Related posts