Begini proses Pemilu Presiden di Perancis

(routers)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Prancis akan menggelar pemilihan umum Presiden pada Minggu (7/5). Jabatan Presiden untuk masa kerja 2017 hingga 2022 itu diperebutkan dua kandidat, yakni Emmanuel Macron yang berhaluan tengah dan Marine Le Pen yang berhaluan ekstrem kanan.

Pemilu kali ini dianggap krusial bagi masa depan Perancis. Pasalnya, untuk pertama kalinya dalam sejarah pemerintahan salah satu negara pendiri Uni Eropa tersebut, kandidat presiden terpilih bukan berasal dari golongan konvensional, yakni partai sayap kanan maupun sayap kiri, yang sudah memerintah Perancis sejak 1958.

Macron, yang merupakan mantan Menteri Keuangan kabinet Presiden Francois Hollande, merupakan pemimpin gerakan En Marche! yang berhaluan tengah, sementara Marine Le Pen yang diusung Partai Front Nasional, menganut paham ekstrem kanan.

Proses pemilihan Presiden Perancis umumnya dilakukan menggunakan dua putaran pemungutan suara. Pemilu pertama digelar pada 23 April lalu dengan mengusung 11 kandidat, dan putaran ke-dua akan dilakukan dua minggu setelahnya, pada Minggu (7/5), jika tidak ada kandidat yang memenangkan 50 persen suara.

Sistem pemilihan dua putaran yang juga diaplikasikan di pemilu legislatif dan regional ini, diperkenalkan pada 1962 oleh Charles de Gaulle. Sistem ini terbukti efektif membendung kelompok ekstrem berkuasa.

De Gaulle menyebut, “di putaran pertama, kamu memilih dengan hati. Sementara di putaran ke-dua, kamu memilih dengan kepala.”

Macron dan Le Pen berhasil masuk ke putaran ke-dua, setelah mengalahkan sembilan kandidat lainnya, termasuk Francois Fillon dari Partai Republik dan Jean-Luc Melenchon, kandidat sayap kiri yang difavoritkan.

Di putaran ke-dua, program Macron yang mayoritas pro-Uni Eropa harus berhadapan dengan gagasan ‘ekonomi nasionalis’ Le Pen yang ingin mengutamakan Perancis, termasuk membawa negara itu hengkang dari Uni Eropa.

Pada putaran pertama, Macron memenangkan 24 persen suara, sementara Le Pen berada di urutan ke-dua dengan 21,3 persen suara. Ini menjadi kejutan tersendiri, pasalnya baru pertama kali pemilu Perancis tidak dimenangkan oleh kandidat dari sayap kiri ataupun sayap kanan.

Melansir AFP, sebanyak 47,58 juta suara terdaftar sebagai pemilih yang akan mencoblos di 66,546 tempat pemungutan suara (TPS). Mereka dipersilakan memilih mulai pukul 08.00 pagi waktu setempat dan TPS akan ditutup pada pukul 19.00. Sementara, TPS di Paris dan kota besar lainnya akan dibuka hingga pukul 20.00.

Adapun, hasil hitung cepat akan diumumkan mulai pukul 19.45.

Pemenang pemilu kemudian akan mengambil alih kepemimpinan dari Francois Hollande dan disumpah menjadi Presiden Perancis pada 14 Mei. [cnn]

Related posts