Pembangunan rumah bagi korban penggusuran Barak Bakoy terkendala tanah

Pembangunan rumah bagi korban penggusuran Barak Bakoy terkendala tanah
Anggota DPRA, Asrizal Asnawi dan perwakilan Kemensos mengunjungi korban penggusuran Barak Bakoy di Kantor YARA, Selasa (9/5). (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Pembangunan rumah untuk penghuni Barak Bakoy yang digusur oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar masih terkendala dengan tanah.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Aceh, Asrizal Asnawi mengatakan, pihaknya akan membuat program pembangunan rumah bagi 18 KK korban penggusuran Barak Bakoy yang masih tinggal di Kantor Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA).

Namun, hingga saat ini pihaknya masih belum mendapatkan lokasi rumah yang akan dibangun.

“Dari DPRA kita akan bangun rumah. Namun kita masih terkendala di tanah. Nanti sumbernya akan kita masukkan dalam perubahan APBA,” katanya saat mengunjungi korban penggusuran, Selasa (9/5).

Ia menyebutkan, sebelum dibangunnya rumah tersebut, ia meminta agar Berlin Silalahi yang mengajukan permohonan suntik mati ke Pengadilan Negeri Banda Aceh untuk mencabut kembali permohonannya.

Sebab, kata dia, permohonan suntik mati itu tidak lazim dan terkesan aneh, meskipun hal itu tidak mungkin dikabulkan oleh pengadilan.

Politisi dari Partai PAN ini juga meminta YARA untuk memfasilitasi korban untuk mencabut permohonan suntik mati itu.

Sementara itu, Perwakilan dari Kementrian sosial yang turun ke lokasi pengungsian, menyebutkan bahwa pihak Kemensos sudah mendapat laporan dari Pemkab Aceh Besar.

Pemkab akan membangun rumah bagi korban penggusuran. Namun persoalan tanah masih menjadi kendala.

“Pihak Pemkab akan mengusahakan lahan disekitar seputaran Jantho. Tidak mungkin Pemkab Aceh Besar membeli tanah di Banda Aceh. Ini tentu saja harus dikoordinasikan dulu kepada Pemkab Aceh Besar,” ujar Perwakilan Dit PSKBA Kemensos, Yadi Muchtar.

Menteri Sosial, kata dia, sebenarnya menginginkan untuk anak-anak korban penggusuran bisa diatasi dan dipindahkan ke tempat yang lebih layak.

“Kita belum bisa memastikan pembangunan. Karena kami fokus ke perlindungan anaknya. Kami akan bertanggung jawab akan hal itu,” kata Yadi.

Pihaknya juga akan bersedia untuk menampung anak-anak korban hingga terbangunnya rumah bagi korban penggusuran. Kata dia, 18 KK yang masih tinggal akan dipindahkan ke panti sosial anak Daru Saadah yang berada di Lampeneurut, Aceh Besar. [Randi]

Related posts