Ajukan permohonan suntik mati, Ini penyakit yang diderita Berlin Silalahi

Ajukan permohonan suntik mati, Ini penyakit yang diderita Berlin Silalahi
Berlin Silalahi terbaring tak berdaya di penampungan sementara, Kantor YARA, pasca digusur dari barak hunian Bakoy, kondisi kelumpuhan yang dieritanya membuat ia meminta permohonan Euthanasia ke Pengadilan Negeri Banda Aceh. (Kompas.com)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Berlin Silalahi, salah satu korban penggusuran Barak Bakoy yang mengajukan permohonan suntik mati ke Pengadilan Negeri Banda Aceh ternyata memiliki penyakit kronis.

Kuasa hukum Berlin Silalahi, Yusi Muharlina mengatakan, dokter spesialis mendiagnosa beberapa penyakit yang diderita Berlin seperti, pneumonia, TB tulang dan TB paru akut.

“Itu hasil pemeriksaan dokter spesialis saat memeriksa penyakit Berlin,” ujarnya usai menggelar sidang kedua dengan agenda memberikan bukti tambahan di Pengadilan Negeri Banda Aceh, Kamis (18/5).

Surat tersebut, sebagai bukti bahwa Berlin Silalahi menderita penyakit kronis yang memerlukan waktu pengobatan yang lama dan juga biaya banyak.

Namun, kondisi korban yang masih terkatung-katung sangat kecil harapan untuk memenuhi pengobatan tersebut. Apalagi paska digusur dari Barak Bakoy. Hingga saat ini keluarga Berlin belum mendapatkan tempat tinggal.

Pheunomia ialah infeksi paru-paru meradang yang bisa menyebabkan batuk, demam, dan kesulitan bernapas. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai bakteri yang berbeda, seperti virus dan jamur.

Lanjutnya, saat ini keluarga korban masih berada di Kantor Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) untuk sementara. Kemudian, hingga saat ini korban belum juga mendapat kejelasan terkait rumah yang layak.

Sebelumnya diberitakan, selain digusur dari Barak Bakoy, permohonan suntik mati yang dilakukan oleh Berlin Silalahi itu berawal dari sakit asam urat dan penyakit kronis lainnya hingga mengalami kelumpuhan yang dideritanya sejak tahun 2013.

Kemudian ia merasa frustasi atas penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh. Disamping itu, beban ekonomi yang semakin menghimpit keluarganya, menjadi alasan Berlin Silalahi mengajukan permohonan euthanasia (suntik mati). [Randi]

Related posts