Sampaikan LKPJ 2016, ini penjelasan Illiza

Illiza dan Ridwan Kamil teken MoU kerjasama smart city dan e-government
Ilustrasi. Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal dan Walikota Bandung, Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Rabu (17/5). (Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – DPRK Banda Aceh menggelar sidang paripurna istimewa dengan agenda penyampaian penjelasan dan penyerahan secara resmi LKPJ Walikota tahun anggaran 2016. Sidang yang digelar Jum’at (2/6) dipimpin Ketua DPRK Arief Fadillah.

Dalam LKPJ tersebut, Illiza menjelaskan, LKPJ Walikota Banda Aceh tahun 2016, secara garis besar menggambarkan arah kebijakan umum Kota Banda Aceh selama satu tahun anggaran 2016. Laporan ini juga memaparkan pengelolaan keuangan secara makro, penyenggaraan urusan desentralisasi, tugas pembantuan serta tugas umum pemerintahan.

Kata Illiza, tahun 2016 merupakan tahun yang krusial bagi pencapaian Visi dan Misi Kota Banda Aceh 2012 – 2017 sebagai Model Kota Madani. Sesuai target dalam RPJMD, pembangunan difokuskan pada peningkatan pemahaman dan pengamalan syariat Islam, reformasi birokrasi serta tata kelola pemerintahan yang baik, peningkatan program ekonomi kerakyatan dan penanggulangan kemiskinan, pendidikan dan kesehatan, Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, infrastruktur perkotaan berbasis bencana, lingkungan hidup dan mendukung pariwisata, serta peningkatan peran serta perempuan dan pemuda dalam pembangunan.

Lanjut Illiza, target-target tersebut sebagian besar telah tercapai, terlihat dari semakin baiknya penerapan dan pemahaman masyarakat tentang Syariat Islam, meningkatnya aktivitas keagamaan baik di lingkungan rumah tangga, sekolah, perkantoran, maupun ruang publik lainnya. Banda Aceh juga berhasil menerapkan program reformasi birokrasi dan meningkatan tata kelola pemerintahannya melalui berbagai efisiensi dan peningkatan kinerja dan inovasi pegawai dan SKPD.

Pendidikan dan kesehatan, serta tingkat kesejahteraan di Banda Aceh menunjukkan kualitas yang sangat baik terlihat dari indeks Pembangunan Manusia sebagai IPM tertinggi kedua di Indonesia. Pemanfaatan teknologi juga berkembang semakin baik dan saat ini telah diterapkan dalam berbagai sistem pelayanan publik. Program-program lingkungan juga terus dilaksanakan di tahun 2016 bersamaan dengan berbagai pembangunan infrastruktur pendukung investasi, pariwisata, serta perumahan dan permukiman yang sehat dan sesuai standar.

Dari sisi pendapatan asli daerah, terlepas dari berbagai permasalahan sumber pendapatan daerah di Kota Banda Aceh yang terbatas, berbagai alternatif upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terus dilakukan.

“Hasilnya di tahun 2016, Banda Aceh berhasil terus meningkatkan PAD hingga mencapai target sebesar 110,5% atau sebesar lebih dari 258 Milyar rupiah. Hal ini merupakan hasil dari tindakan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan di Kota Banda Aceh,” ungkap Illiza.

Illiza menjelaskan, peningkatan PAD tidak terlepasa dari kebijakan pengelolaan yang dilakukan diantaranya adalah mengoptimalkan berbagai sumber pendapatan yang berkelanjutan, melakukan pemeriksaan rasio keuangan usaha-usaha tertentu, sosialisasi dan pengarahan, serta penerapan bebagai sanksi bagi penunggak pajak.

Meski banyak tantangan dan hambatan yang dilalui, namun berkat dukungan dan kerjasama yang baik antara eksekutif dan legislatif serta seluruh pihak yang mendukung lainnya, Banda Aceh berhasil menyelesaikan tantangan tersebut. Dan Banda Aceh tetap menjadi “wajah” ibukota Provinsi yang dapat dibanggakan oleh seluruh warga Aceh.

“Keberhasilan dan kesuksesan kita ini menjadi lebih berharga berkat segala cobaan dan tantangan tersebut. Kita menjadi lebih kuat, lebih inovatif, dan lebih kreatif karena berbagai kekurangan yang kita hadapi. Dan mudah-mudahan kerjasama dan semangat untuk maju ini akan terus terjaga,” tutup Illiza. [Randi/rel]

Related posts