Arab Saudi dan Qatar putus hubungan, pasar LNG akan terpengaruh

Arab Saudi dan Qatar putus hubungan, pasar LNG akan terpengaruh
hergen.co.id

London (KANALACEH.COM)– Arab Saudi dan sekutu utamanya pada awal pekan kemarin memutus hubungan diplomatik dengan Qatar, yang diyakini akan mempengaruhi pasar global gas alam cair (liquefied natural gas/LNG). Penghentian hubungan dengan eksportir terbesar LNG, memunculkan keprihatinan terkait pasokan untuk negara-negara tetangga yang mulai beralih ke gas.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (6/6) Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir adalah kedua negara yang sangat bergantung kepada gas Qatar, baik itu melalui pipa atau LNG. Bahrain bahkan mengatakan bakal memutuskan semua hubungan, termasuk transportasi dengan Qatar selain hubungan diplomatik. Qatar yang merupakan pemasok kira-kira sepertiga dari kebutuhan LNG Global yakni gas alam yang sudah dikonversi menjadi bentuk cair untuk diekpor dituding mendukung gerakan ekstremisme.

Pemutusan hubungan diplomatik pertama-tama dilakukan oleh Bahrain, disusul dengan Arab Saudi pada Senin pagi (5/6). Mesir, Uni Emirat Arab, Yaman, Libia dan Maladewa kemudian menempuh langkah yang sama. Menurut Arab Saudi, Qatar menjalin hubungan dekat dengan banyak kelompok teroris, termasuk kelompok yang menyebut diri Negara Islam (ISIS).

Sebelumnya Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson yang mendampingi Presiden AS Donald Trump saat melakukan kunjungan ke Arab Saudi bulan lalu menghasilkan beberapa kerja sama dalam bidang Migas (minyak dan gas bumi). CEO Exxon Mobil itu mengatakan Qatar merupakan mitra Barat untuk menjadi kunci dalam membangun ekspor besar LNG.

Kereta hubungan di Timur Tengah tersebut telah mengangkat harga minyak mentah, sedangkan pelaku pasar LNG mengambil pendekatan menunggu dan melihat serta waspada untuk kemungkinan gangguan pasokan di kawasan regional. Beberapa goncangan dalam perdagangan sedikit banyak diyakini juga akan berdampak pada pasar secara global.

Konsumen utama Qatar seperti Jepang dan India dengan cepat memiliki keyakinan bahwa kebutuhan akan mampu dipenuhi seperti biasa. Ketika timbul keretakan diplomatik, UEA melarang semua kapal yang datang atau dari Qatar yang menggunakan anchorage point off Fujairah. Larangan ini berdampak ada sekitar enam kapal LNG yang terkait dengan Qatar saat ini berlabuh di zona Fujairah yang mungkin perlu dipindahkan keluar, menurut data Thomson Reuters.

Meski begitu pelaku pasar masih yakin kondisi ini tidak akan berimbas besar terhadap pasokan. “Saya tidak melihat hal ini akan berdampak terhadap ekspor LNG dari Qatar di luar dunia Arab. Mungkin hal ini akan berdampak kepada ekspor LNG pada kawasan Timur Tengeh,” ujar konsulten independen LNG dan gas industri Morten Frisch.

Namun dikawasan memanasnya hubunga Arab Saudi dan kawan-kawan dengan Qatar kemungkinan mengganggu pasokan gas dari Qatar ke UEA. Konsumsi UEA sendiri mencapai sebesar 1,8 miliar kaki kubik per harinya dari Qatar. Terlebih LNG semakin memainkan peran penting di pasar energi global sebagai komoditas yang murah, dengan jumlah besar dan relatif ramah lingkungan

Pasar global untuk LNG telah mengalami pertumbuhan yang kuat. Sejak tahun 1990, permintaan untuk LNG telah tumbuh hingga tingkat 6,2% per tahun, empat kali lebih cepat dibandingkan permintaan minyak. LNG diketahui sebagai sumber energi yang murah dan ramah lingkungan, terutama untuk pembangkit listrik. Sebagian besar LNG dijual di bawah kontrak jangka panjang dan terkait dengan harga minyak, tetapi LNG juga semakin banyak dijual di pasar spot.

Pangsa LNG dijual di pasar spot atau di bawah kontrak jangka pendek (kurang dari empat tahun) meningkat dari 25% pada tahun 2012 menjadi 29% pada tahun 2014. Di antara semua pasar LNG, Qatar adalah pemain dominan. Negara tersebut merupakan eksportir terbesar LNG di dunia yang mengekspor 31,4% dari total ekspor komoditas ini pada tahun 2015. [Sindo]

Related posts