Keuchik pecat bendahara, Perangkat Gampong di Penanggalan mundur serentak

Subulussalam (KANALACEH.COM) – Penjabat (Pj) Geuchik Lae Motong, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Nasrul Padang memecat Bendahara Gampong setempat, Firman Situmorang. Nasrul yang baru dilantik sebagai Pj Geuchik pada Tanggal 31 Mei lalu langsung ambil sikap memberhentikan Firman karena dinilai tidak sejalan dalam menjalankan roda pemerintahan Gampong.

Pemecatan Firman tersebut bahkan mendapat perlawanan semua perangkat Gampong karena merasa kecewa dengan sikap Nasrul yang memecat secara sepihak tanpa alasan yang jelas.

Menurut Firman Situmorang yang menjabat sebagai bendahara sejak tahun 2011 lalu, pada tanggal 8 Juni 2017, Geuchik mendatangi rumahnya untuk menyampaikan bahwa dirinya sudah diberhentikan. Saat firman mempertanyakan alasan kenapa dirinya dipecat, Nasrul beralasan karena tidak sejalan dengan firman. Tak hanya itu, kata Firman, alasan kedua Nasrul adalah menyebut bahwa warung kopi milik firman Situmorang dituding tempat posko salah satu bakal calon Geuchik di sana.

“Kalau warung pasti banyak orang lah. Apakah itu bisa dinamakan posko? Apalagi mendaftar saja belum kok sudah disebut posko calon “ kata Firman saat menyambangi Sekretariat YARA Perwakilan Subulussalam, Jumat (9/6).

Mengetahui pemecatan Firman Situmorang, 18 orang perangkat Gampong mulai dari Kaur, Kadus, pengurus Masjid langsung mengundurkan diri secara serentak. Alasan mereka mengundurkan diri karena kecewa atas sikap Nasrul Padang. Nurdin Cibro selaku Kepala Dusun (Kadus) mengaku dengan sadar atas pengunduran dirinya karena sikap Pj Geuchik tersebut terkesan arogan asal pecat “ dilantik baru seminggu menjadi Pj kok sudah dibilang tidak sejalan. Itu tidak logikan “ kata Nurdin yang turut diamini Lukman selaku Imam Masjid dan sejumlah perangkat lainnya.

Menyikapi persoalan itu, Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Perwakilan Kota Subulussalam Edi Sahputra Bako sangat menyanyangkan sikap Pj Guechik Lae Motong yang memecat sepihak bendahara motong dan berimbas  pada kekecewaan masyarakat, sehingga memicu mundurnya seluruh pengurus perangkat Gampong.

“Hal ini sangat serius, bayangkan ketika pengurus perangkat Gampong mundur semua, maka secara otomatis pelayanan masyarakat di sana pasti lumpuh total, sehingga masyarakat sangat dirugikan, dan perlu diketahui laporan masyarakat terhadap pemberhentian bendahara Gampong Lae Motong tersebut syarat dengan kepentingan, sehingga memicu keberatan dari masyarakat tersebut “ kata Edi. [Randi/rel]

Related posts