Korban ledakan alat laboratorium FKIP Unsyiah ingin meneliti tentang penyerapan merkuri

(ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Salah satu mahasiswi tingkat akhir yang menjadi korban ledakan di Laboratorium FKIP Unsyiah,  Nurul Agustia mengatakan bahwa alat yang biasa digunakan untuk melakukan riset tersebut diduga tidak tahan panas.

“Mungkin alatnya tidak tahan panaskan, pas dihidupi pemanasnya meledak,” katanya pada wartawan di Unsyiah usai kejadian ledakan tersebut, Senin (17/7).

Dikatakannya, ia dan Profesor Adlim waktu itu ingin melakukan riset tentang penyerapan merkuri, yang dimana riset tersebut menjadi penelitiannya dalam tugas akhir. “Itu risetnya tentang penyerapan merkuri, itu penelitian riset skripsi saya,” ujarnya.

Sebelumnya, ledakan terjadi di laboratorium FKIP Unsyiah sekira pukul 12:30 WIB yang mengakibatkan dua orang terluka. Salah satunya ialah ialah Profesor Adlim yang ikut serta dalam setting peralatan riset tersebut.

“Musibah tersebut terjadi saat Prof. Adlim melakukan setting peralatan untuk keperluan riset beliau,” kata Husni.

Kemudian mahasiswi yang ikut terlibat dalam proses riset tersebut untuk menyelesaikan kuliah akhirnya. “Mahasiswa yang terlibat juga membantu riset tersebut dalam rangka penyelesaian tugas akhir atau skripsinya,” imbuhnya. [Randi]

Related posts