Penjelasan Prof Adlim terkait ledakan alat riset di lab Kimia FKIP Unsyiah

Ledakan keras terjadi di gedung FKIP Unsyiah
Ruangan laboratorium kimia di Gedung FKIP Unsyiah setelah ledakan alat riset, Senin (17/7) (Kanal Aceh/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Insiden ledakan alat penilitian yang terjadi di laboratorium FKIP Unsyiah, Senin (17/7) dikarenakan Profesor Adlim dan mahasiswanya ingin menjalani praktikum terkait riset penyerapan uap merkuri yang ada di daerah pertambangan di Aceh dengan cara proses pembakaran.

Menurut keterangan Profesor Adlim sebagai ketua riset, ada tiga kemungkinan terjadinya ledakan saat praktikum di Laboratorium prodi Kimia, FKIP Unsyiah itu. Kata dia, yang pertama karena menggunakan kadar oksigen terlalu murni, wadah sebagai tempat keluarnya saluran terlalu kecil atau tabung leher tiga yang tidak kuat menahan tekanan saat dipanaskan.

Baca: Korban ledakan alat laboratorium FKIP Unsyiah ingin meneliti tentang penyerapan merkuri

“Seandainya wadahnya kuat dan saluran keluarnya besar ya tidak apa-apa. kita merasa saluran itu cukup, kemudian oksigennya tidak apa-apa. Disitu aja, hitungannya kurang teliti,” katanya saat dijumpai di rumah sakit prince nayev Unsyiah, Selasa (18/7).

Ia menjelaskan, idealnya tabung labu leher tiga itu harus dari baja. Namun, dalam praktik ini pihaknya hanya menggunakan yang berbahan beling, sehingga tidak tahan terhadap panas yang ditimbulkan.

Baca: Ini kata pihak Unsyiah terkait ledakan di laboratorium di FKIP

Ia juga membantah adanya campuran bahan kimia yang meledak. Kata dia, saat itu dirinya hanya melakukan simulasi dengan menggunakan uap air, sebelum ke tahap selanjutnya. “Tidak ada bahan kimia. Pecahan kaca itu lah yang terbang. Itu masih untung karena kita belum coba menggunakan bahan kimia,” ujarnya.

Saat ditanya mengenai kecukupan alat laboratorium yang digunakan dalam menunjang penelitian, ia mengatakan bahwa alat laboratorium yang dipakai oleh penelitian tidak akan mencukupi, apalagi ide penelitian yang diajukan terbilang baru. Seperti penelitian merkuri dalam bentuk gas.

Baca: Alat riset di Laboratorium FKIP Unsyiah meledak

Sebelumnya, Prof Adlim sempat berhasil melakukan uji penelitian uap merkuri dengan cara pemanasan. Namun, kali ini ia menguji kembali dengan cara pembakaran, sehingga saat simulasi dilakukan terjadi ledakan karena wadah yang telah berisi gas butana tidak tahan saat dibakar.

Sementara itu, saat ini kondisi Profesor Adlim berangsur membaik Meskipun sempat dilakukan operasi sedang untuk mengeluarkan kaca yang sempat tertancap dikedua bagian lengan dan wajahnya.

Sementara, mahasiswa yang ikut riset bersamanya, Nurul agustia, sudah diizinkan pulang oleh pihak rumah sakit. Sebab, ia hanya kena serpihan kaca dibagian kening dan tidak mengalami luka yang cukup serius. [Randi]

Related posts