Kekompakkan dan kerukunan Tari Saman

Petani hingga PNS ikut tari massal Saman
Tarian Saman yang dibawakan oleh 12.262 penari di Stadion Seribu Bukit, Blangkejeren, Gayo Lues, Minggu (13/8). (Kanal Aceh/Fahzian Aldevan)

MINGGU (13/8) pagi daerah Gayo Lues tak seperti biasanya. Terminal yang tidak jauh dari Stadion Seribu Bukit Blangkejeren tampak mulai ramai didatangi warga memakai kostum bermotif sama.

Kostum itu mereka menyebutnya Kerawang yang tak asing bagi masyarakat setempat. 12.262 orang hari ini memakai kostum Kerawang pada penampilan tarian massal Saman Gayo.

Bukan hanya itu mereka — penari juga menggunakan Teleng, yakni ikatan di kepala di tambah dengan daun pandan yang disebut juga dengan tajuk.

“Hari ini mulai dari petani hingga PNS ikut tarian massal Gayo,” kata Deri Andrian (35) saat ditemui Kanalaceh.com Minggu (13/8) di terminal tidak jauh dari lokasi stadion.

Ia bersama puluhan orang dari desanya hari ini “siap baret” memakai kostum Kerawang lengkap dengan teleng dan tajuk.

“Dari Gampong Penampaan ada 40 orang kami ikut,” tambah Deri Andrian yang sudah hadir sejak pukul 07.00 pagi itu.

Pria berambut cepak itu mengaku sudah belajar tarian Saman sejak dari Sekolah Dasar. Baginya Saman sudah melekat dengan dirinya sampai detik ini. Banyak makna yang hadir dalam budaya Saman termasuk nilai kekompakkan dan kerukunan yang ada pada tarian Saman itu sendiri.

Pada tarian massal hari ini, sambung dia, tidak perlu diseleksi begitu ketat karena masyarakat sendiri sudah mampu dan jauh mengenal gerakan Saman itu sendiri.

“Setiap gampong sudah ada tarian Saman tanpa seleksi,” ujarnya.

Ia mencontohkan, misalnya para penari Saman dari Kecamatan Blangkejeren berangkat ke Kecamatan Kuta Panjang. Hal ini dilakukan untuk menari saman dan baginya yang sangat penting ialah, Saman tidak melihat profesi.

“Dari gampong ke gampong misal Penampaan ke Penosan hari selanjutnya gantian,” ujarnya lagi.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Gayo Lues Ibnu Hasyim mengatakan pemerintah setempat sangat mendukung penuh tarian Saman, karena menurut orang nomor satu di Gayo itu tarian Saman salah satu hal memikat para wisatawan.

“Setelah sukses dan mendapat rekor MURI, ke depan dibuat lebih besar lagi,” harapnya saat memberi sambutan.

Acara yang diikuti para penari Saman dari berbagai kacamatan yang ada di Kabupaten Aceh Tengah, Gayo Lues, Bener Meriah dan juga Aceh Timur yaitu dari Lokop dibuka langsung oleh Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf dengan memukul gong.

Irwandi mengatakan tari saman ialah milik masyarakat Gayo yang telah diakui dunia.

“Tari Saman milik masyarakat Gayo Lues yang telah ditetapkan oleh Unesco sebagai warisan Dunia,” katanya.

Diketahui pada 24 November 2011 lalu Organisasi yang fokus pada pendidikan, keilmuan, serta kebudayaan bentukan PBB yakni UNESCO menyatakan Tari Saman sebagai warisan Budaya Tak Benda. [Fahzian Aldevan]

Related posts