(KANALACEH.COM) – Berbeda dengan masjid-masjid di Madinah dan Makkah yang sangat familiar bagi jamaah Indonesia, jejak Nabi Muhammad SAW di Thaif tidak banyak yang diketahui. Wajar jika sedikit sekali jamaah yang datang ke daerah tersebut.
Mereka lebih banyak berziarah ke Jeddah. Padahal wilayah Thaif juga menyimpan jejak dakwah Rasullulah.
Addas, pemuda Kristen yang menghampiri Nabi saat melepas lelah di kebun kurma dalam perjalanan ke Thaif. Nabi yang saat itu berteduh karena dikejar-kejar orang Makkah tidak menghendaki dakwahnya, beristirahat di salah satu kebun kurma milik seorang Kristen.
“Siapa namamu. Apa agamamu,” kata Muhammad kala itu.
“Addas namaku. Aku mengikuti agama yang dibawa Nabi Yunus,” terangnya.
Muhammad yang tampak bersemangat lalu menjawab, “Yunus itu saudaraku (sesama Nabi).” Setelah berdialog, Addas kemudian menyatakan memeluk agama baru yang dibawa Nabi Muhammad yakni Islam.
Lokasi pertemuan Nabi Muhammad dengan pemuda Addas itu kini masih utuh bekasnya. Masyarakat menandai lokasi itu dengan membangun masjid yang dikenal dengan nama Masjid Addas. Berada di tengah kebun anggur yang berhimpitan dengan rumah-rumah penduduk, Masjid Addas meski kecil dan tempat salatnya sempit, masjid ini berdiri kokoh.
Masjid Addas ditandai dengan menara yang lebih tinggi dari umumnya rumah penduduk. Posisinya tidak jauh dari wadi Matsna, tempat Nabi Muhammad dilempari batu oleh penduduk Bani Tsaqif.
Tidak ada yang istimewa dengan Masjid Addas, kecuali menyiratkan jejak perjuangan Nabi Muhammad kala membawa misi agama baru bagi jazirah Arab, Islam.
Kiai Asep Saifuddin Halim, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet, Kamis (7/9) membawa jamaah haji berziarah ke Thaif.
Dikatakannya, tidak ada jamaah Indonesia yang ke Thaif. Rata-rata Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) mengajak jamaahnya berziarah ke Jeddah setelah pelaksanaan haji.
“Thaif belum menjadi tujuan ziarah. Mungkin belum dikenal, tapi juga karena pimpinan KBIH tidak punya link dengan agen-agen travel di sini,” papar Kiai Asep.
“Sebenarnya banyak lokasi ziarah bagus di Thaif. Selain Masjid Addas, ada jejak Nabi di Masjid Kuk (Kaw’=sikut). Tempat ziarah lain adalah Masjid Abdullah bin Abbas,” tambahnya.
Namanya Masjid Kuk. Tapi sesungguhnya hanya penanda berupa bangunan kecil berbatu bata sangat sederhana. Di dalamnya ada ruangan kecil yang bisa digunakan untuk salat beberapa orang.
Kondisinya tidak terawat. Berada di kaki sebuah bukit yang dipercayai sebagai tempat Nabi beristirahat saat ke Thaif kedua kalinya.
Menurut penuturan Majid Abdullah, pemandu wisata di Thaif, di lokasi itu pernah terjadi mukjizat Nabi Muhammad SAW. Saat Nabi beristirahat sambil meletakkan kepalanya dengan penguat siku tangannya di atas batu. Tiba-tiba batu itu ambles. Di tempat itulah kemudian diberi tanda dengan didirikan masjid dengan nama Kuk (Kuw’).
Sebagai kota dengan cuaca bersahabat, Thaif seakan oase bagi peziarah haji tahun ini yang terpapar cuaca panas di Makkah dan Madinah. Dengan kontur tanahnya yang berbukitan dan lembah, Thaif menawarkan tempat istirahat yang menyenangkan.
Tak heran bila penduduk Saudi yang berasal dari kota besar seperti Makkah, Jeddah, dan sekitarnya memilih Thaif sebagai tempat berlibur dan rekreasi keluarga. Apalagi di malam Jumat yang menjadi hari libur esok harinya, menikmati udara dingin nan sejuk sambil menikmati sore di bebukitan Thaif adalah waktu yang tak terlupakan.
Lokasi kuliner favorit
Sembari berziarah, Thaif menyajikan kuliner dan pusat perbelanjaan yang ramai. Pasar buah segar beraneka warna dan jenis pastilah membuat mata terpesona dan tenggorokan mencecap ludah.
Delima, anggur, tin, jeruk, dan kurma muda dapat Anda pilih dan langsung bisa dimakan di pinggiran bebukitan menikmati senja. Bagi yang suka belanja, jenis parfum khas Thaif dari bunga mawar (rose parfume) tersaji berderet di sepanjang jalan, tinggal memilih yang disukai sesuai isi kantong.
Sebelum pulang, pastikan melengkapi ziarah Anda dengan menyeruput teh manis dengan daun niknak yang disajikan secara khas di jalan-jalan kota Thaif. [Sindonews]