Ini penjelasan pihak MURI mengapa Satlantas Aceh Besar bisa pecahkan rekor

Ini penjelasan MURI mengapa Satlantas Aceh Besar bisa pecahkan rekor
Personel Satlantas Aceh Besar menambal jalan berlubang di kawasan Lampakuk, Kecamatan Cot Gle, Aceh Besar. 30 orang personel yang melakukannya dengan cara membagi dalam tiga tim. (Kanal Aceh/Fahzian Aldevan)

Jantho (KANALACEH.COM) – Sebanyak 403 lubang di jalan lintas nasional Aceh Besar sepanjang 100 kilometer ditambal oleh personel Satlantas Polres Aceh Besar dalam waktu 24 jam tanpa henti pada Sabtu (23/9) hingga Minggu (24/9).

Kegiatan itu berhasil memecahkan rekor baru pada Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) atas rekor “Menambal Jalan Raya Terpanjang Dalam Sehari”.

“Rekor yang dilakukan oleh Satlantas Aceh Besar itu belum pernah kami catat, maka dari itu kami menyatakan ini sebagai rekor baru,” kata Senior Manager MURI, Yusuf Ngadri sebelum menyerahkan piagam penghargaan di kaki gunung Geurutee, Aceh Besar, Minggu (24/9).

Menurut Yusuf sebenarnya rekor MURI dari Polisi Lalu Lintas sudah sangat banyak. Namun dari catatan pihaknya hanya sebatas bagian edukatif dan simbolik, seperti di Pekan Baru yang memiliki monumen kecelakaan. “Itu untuk mengingatkan pengendara,” sebutnya.

Kemudian, sambungnya, di Polres Brebes mendapatkan rekor MURI dengan kendaraan terbanyak. “Ada sembilan kendaraan, ada bis, ambulans hingga tronton,” sebutnya lagi.

Namun dikatakan Yusuf, Satlantas Aceh Besar memberikan karya bakti nyata kepada masyarakat disamping tugas utama mengatur, mendisiplinkan dan mengamankan pengendara di jalan raya.

Sementara itu Kasatlantas Polres Aceh Besar Iptu Sandy Titah Nugraha mengaku dalam aksi tersebut pihaknya sempat terjadi kewalahan, sebab belum pernah sama sekali melakukannya apalagi bukan di bidangnya.

“Tapi kami berusaha belajar,” ujarnya.

Ia menyebutkan dari 403 lubang yang ditambal yang paling parah berlubang ialah di jalan kawasan Kecamatan Cot Gle.

“Itu ada sekitar 103 lubang yang kita tambal dan di bawah terik matahari,” sebutnya.

Ke depan, kata dia, pihaknya akan membuat kembali yang bermanfaat bagi masyarakat. “Kami tidak ingin membuat kegiatan ini sebagai pencitraan tapi untuk berguna bagi masyarakat,” katanya. [Fahzian Aldevan]

Related posts