Kabiro Humas Aceh ajak masyarakat hindari hoaks di Medsos

April, peneliti situs sejarah Lamuri jumpai Gubernur Aceh
Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Mulyadi Nurdin. (Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh Mulyadi Nurdin mengharap masyarakat dapat mecegah dan menghindari berita hoaks yang banyak beredar di media sosial (medsos). Menurutnya, perkembangan teknologi tidak dapat dihindari karena itu kebutuhan masyarakat, tetapi masyarakat harus bisa memanfaatkan teknologi tersebut ke arah positif.

Hal itu disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh Mulyadi Nurdin di sela-sela acara seminar nasional dengan tema “Media sosial, globalisasi dan dampaknya terhadap dinamika masyarakat”, Minggu (08/10) di Grand Nanggroe Hotel Banda Aceh.

Acara tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal  Informasi dan Komunikasi publik di Kementrian Informasi dan Komunikasi Republik Indonesia bekerjasama dengan Komisi I DPR RI.

Hadir sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut Dr. Suparwoto dari Direktorat Jenderal  Informasi dan Komunikasi Publik di Kementrian Informasi dan Komunikasi Republik Indonesia, Prof. Dr. Bachtiar Aly, dari Komisi I DPR RI dan Dr. rer. med. Marthoenis, dari akademisi.

Disela-sela kegiatan itu Mulyadi Nurdin menyampaikan harapannya kepada generasi muda di provinsi Aceh, khususnya mahasiswa untuk lebih selektif dalam memanfaatkan media sosial, menghindari penyebaran berita-berita hoax serta status-status di media sosial yang mengandung ujaran kebencian atau hate speech.

Apalagi kata Mulyadi, saat ini masyarakat yang merasa dirugikan dengan tulisan di media sosial bisa menggunakan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) untuk melaporkan si pelaku kepada penegak hukum.

“Makanya kaum muda selaku masyarakat yang paling banyak menggunakan Media sosial harus memberikan contoh baik, memanfaatkan media sosial untuk hal-hal yang positif, bersilaturahmi dan menyebar informasi-informasi yang bermnfaat,” ujar Mulyadi.

Ia juga mengajak mahasiswa untuk bersama-sama memerangi hoax yang akhir-akhir ini cukup massif, khususnya di media sosial, karena masyarakat semakin sulit membedakan antara berita yang benar-benar jelas sumbernya dengan berita yang sengaja diciptakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

“Kami atas nama pemerintah Aceh juga mendukung penuh serta berharap agar seminar-seminar atau diskusi untuk memberikan pencerdasan dalam menggunakan media sosial ini digelar secara rutin dan menyentuh semua lapisan masyarakat, khususnya pelajar, mahasiswa, dan pemuda. Ini sebagai bentuk dukungan kita untuk bersama-sama memerangi hoax,”pungkasnya. [Randi/rel]

Related posts