Terapi baru pasien gagal ginjal, tak perlu cuci darah

Terapi baru pasien gagal ginjal, tak perlu cuci darah
Ilustrasi - Monalisa Theresia, pasien gagal ginjal sedang melakukan cuci darah menggunakan proses Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysys (CAPD) dikediamannya dikawasan Cibinong, Jakarta, Jumat (28/3). (Tempo)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Pasien yang mengalami gagal ginjal biasanya melakukan cuci darah atau hemodialisis. Namun dokter spesialis ginjal dan hipertensi, Jonny, mengatakan kini pasien gagal ginjal bisa menerapkan terapi continuous ambulatory peritoneal dialysis atau CAPD.

CAPD, menurut dia, mampu membersihkan darah selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Sistem CAPD membutuhkan kantung cairan dialisat dan selang yang terkoneksi dengan kateter, yang digantung pada tiang selama proses pergantian.

Sebagian besar pasien membutuhkan tiga-empat kali penggantian dalam satu hari, misalnya saat bangun pagi, makan siang, sebelum makan malam, dan sebelum tidur.

Penggantian cairan membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Cairan dialisat akan mengisi rongga perut selama penggantian semalaman.

Ketika proses penggantian, pasien dapat melakukan berbagai aktivitas, seperti menonton televisi, menelepon, bekerja di meja, atau membaca. Proses penggantian dapat dilakukan di area yang bersih, baik di rumah, di kantor, maupun dalam perjalanan.

“Terapi CAPD adalah perawatan yang lebih sederhana dibanding perawatan gagal ginjal yang lain, menggunakan selaput perut untuk menukarkan cairan dan tidak bermain dengan darah,” ujar Jonny dalam acara Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal dengan Perawatan CAPD di Jakarta, Minggu (5/11).

Dalam presentasinya, Jonny menjelaskan, gaya hidup pasien CAPD berbeda dengan pasien terapi lain. Di rumah, misalnya, harus disiapkan tempat yang sesuai atau bersih untuk melakukan pertukaran cairan dan jangan lupa melakukan pertukaran tersebut dengan rutin. Pasien juga harus selalu ingat untuk memesan cairan CAPD serta perlengkapannya setiap bulan.

Di kantor atau sekolah, pasien dapat melakukan penukaran cairan di meja yang bersih pada jam makan siang. Pasien CAPD juga dapat berlibur, asalkan ingat untuk membawa perlengkapannya sebelum pergi ke tujuan atau memesan perlengkapan tersebut sebelumnya di tempat tujuan.

Pasien Jonny, Trenggono, menuturkan sudah dua tahun melakukan terapi CAPD dan tidak perlu cuci darah sama sekali. “Saya masih bisa kerja setiap hari dan pergi keluar kota,” ucap Trenggono. Bahkan, dalam testimoninya, Trenggono mampu melakukan aktivitas favoritnya, yakni mendaki gunung, dengan tetap membawa peralatan CAPD.

Ketua Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia Tony Samosir mengatakan terapi CAPD memberikan harapan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. “Saya juga sebagai pasien gagal ginjal menyadari bahwa pasien harus mendapatkan informasi yang tepat dan benar mengenai semua perawatan gagal ginjal,” tuturnya. [Tempo.co]

Related posts