Cegah radikalisme, IKA deklarasi kebangsaan di Unsyiah

Cegah radikalisme, IKA deklarasi kebangsaan di Unsyiah
Pelepasan 1.000 balon merah putih usai deklarasi kebangsaan alumni universitas negeri se-Indonesia melawan radikalisme di pelataran Gedung Biro Rektorat Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, Rabu (20/12). (Humas Unsyiah)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Puluhan alumni perguruan tinggi negeri se-Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Alumni (IKA) ikut serta dalam deklarasi kebangsaan alumni universitas negeri se-Indonesia melawan radikalisme, yang berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, Rabu (20/12).

Kegiatan ini bertujuan mengajak dan menumbuhkan kepedulian para alumni untuk berperan aktif mencegah radikalisme terutama di lingkungan perguruan tinggi negeri.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unsyiah, Dr Ir Alfiansyah Yulianur, BC mengatakan deklarasi kebangsaan penting dilakukan sebab ancaman terhadap Pancasila semakin nyata akhir-akhir ini.

Terlebih lagi, sambungnya, beberapa paham yang dilarang negara telah memasuki lini-lini kehidupan tidak terkecuali di dunia pendidikan perguruan tinggi negeri.

Tetapi menurut Alfiansyah, segala paham terlarang ini dapat dibentengi dengan cara memahami dan meyakini ajaran agama dengan baik. Unsyiah pun telah menerapkan hal itu dengan berusaha menghadirkan pemahaman agama yang benar kepada mahasiswa melalui program pendamping pendidikan agama Islam UP3AI sejak semester pertama.

“Walau di luar sana pemahaman terhadap nilai religi semakin memudar, tetapi dengan kembali ke Alquran, insya Allah terorisme, komunisme, dan radikalisme tidak punya kesempatan untuk berkembang,” ujar Alfiansyah.

Sementara itu Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan tantangan pembangunan di Indonesia saat ini bukan hanya pengaruh globalisasi, tetapi juga aksi-aksi yang merongrong ideologi Pancasila dan nilai kebhinekaan.

Ia mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama memperkuat ideologi bangsa, sebab itu merupakan tanggung jawab bersama. Terlebih lagi saat ini, ada banyak kelompok yang berusaha merongrong nilai-nilai kebangsaan sehingga dapat menyebabkan Indonesia bercerai-berai.

“Peran para akademik dan perguruan tinggi sangat dibutuhkan sebagai motor penggerak untuk memperkuat semangat kebangsaan,” ujarnya.

Kegiatan ini dihadiri para alumni dari beberapa universitas di Bali, Jakarta, Sumatera, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan, dan Aceh. Di akhir kegiatan para alumni menyatakan sikap dan ikrar bersama yang berlangsung di depan Gedung Biro Unsyiah serta pelepasan 1.000 balon merah putih.

Turut hadir Walikota Banda Aceh Aminullah Usman, Ketua IKA Unsyiah Sulaiman Abda, Forkopimda, alumni dan mahasiswa Unsyiah. [Aidil/rel]

Related posts