Bupati Galus: TNGL dimanfaatkan masyarakat untuk tanam ganja

Bupati Gayo Lues, Muhammad Amru. (Ist)

Blangkejeren (KANALACEH.COM) – Bupati Gayo Lues, Muhammad Amru mengatakan bahwa keberadaan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dianggap sebagai sebuah bencana. Di mana, pengawasan yang kurang ketat dimanfaatkan masyarakat untuk menanam ganja.

 

Hal itu disampaikan Amru pada acara penanaman kopi untuk mendukung program Grand Design Alternative Development (GDAD) di Kampung Agusen, Blangkjeren, Gayo Lues, Senin (26/2).

Kegiatan itu dihadiri langsung Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Budi Waseso, Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, Anggota DPR RI, Nasir Djamil dan Irmawan, serta stakeholder lainnya.

“Kawasan kita sekarang ini adalah bekas ladang ganja. Ketika pelarangan penanaman ganja dan pengawasan kurang, masyarakat merambah kawasan hutan untuk ditanami ganja,” kata Amru.

Kehadiran BNN yang menjadikan Kampung Agusen sebagai pilot project, kata Amru, harus dimanfaatkan masyarakat untuk mengubah kebiasaannya.

Apalagi diketahui bahwa ada 20 ribu lahan hutan terbuka yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menanam tanaman alternatif selain ganja. Zona itu bisa dijadikan sebagai lokasi tanaman kopi.

“Hutan sosial kemasyarakatan masih bisa kita kembangkan untuk dimanfaatkan untuk ditanami kopi,” kata Amru.

Selain tanaman kopi, Amru meminta agar pemerintah bisa menyediakan bibit jernang. Kedua bibit itu, diyakini menjadi solusi mengubah kebiasaan masyarakat khususnya dari Kampung Agusen.

Amru tak menampik bahwa sedikitnya ada 900 masyarakat Gayo Lues berada di balik jeruji. Mereka dibui akibat terjerat kasus narkoba jenis ganja. Tak kurang juga ada 1.800 masyarakat menjadi buronan.

“Hal tersebut dikhawatirkan akan membuat generasi muda Gayo Lues tidak bisa lepas dari jerat narkoba,” ujarnya.

Kepala BNN, Budi Waseso mengatakan bahwa pihaknya mencanangkan program pemberdayaan masyarakat dengan memberikan bantuan bibit dan pembiayaan penanaman tanaman alternatif bagi masyarakat.

Lanjut Budi Waseso, untuk kawasan Gayo Lues, pemilihan bibit kopi, karena kontur wilayah Gayo sangat memungkinkan untuk pengembangan perkebunan kopi.

Irmawan, Anggota DPR RI, menyebutkan pihaknya berkomitmen memberikan dukungan politik penuh untuk pemberantasan narkoba di Aceh. Pada umumnya, ujar Irmawan, masyarakat yang menanam ganja tahu bahwa perbuatan mereka adalah persoalan melawan hukum dan negara.

“Saya pikir acara ini adalah solusi. Ketika mereka menemukan kegiatan lain yang bisa menghidupi mereka, saya yakin mereka akan meninggalkan kelakuan mereka,” kata Irmawan.

Irmawan berharap jajaran BNN dan pemerintah di tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten-kota bisa melanjutkan program tersebut, dan memastikan program tersebut bisa terus berjalan. [Aidil/rel]

Related posts