Maulidar, guru bagi anak pemulung di Gampong Jawa

Maulidar, guru bagi anak pemulung di Gampong Jawa
Maulidar Yusuf pelopor Taman Edukasi Anak Cerdas sedang bersalaman dengan anak-anak pemulung usai mengajar di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gampong Jawa, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. Jumat (9/3) sore.(Kanal Aceh/Fahzian Aldevan)

NIAT tulus dan rasa cinta yang melekat dalam dunia pendidikan, itulah yang membuat Maulidar Yusuf rela mengabdi selama tujuh tahun untuk mengajarkan anak-anak pemulung yang berada di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gampong Jawa, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh.

Sejak tahun 2012 Maulidar membangun sebuah sekolah dengan nama Taman Edukasi Anak Cerdas untuk anak-anak pemulung dan hingga sekarang masih bertahan.

“Kunci saya adalah karena peduli, mereka calon generasi kita juga ke depan. Masa depan mereka harus lebih baik dengan kondisi saat ini,” kata wanita berparas anggun itu, saat dijumpai di TPA Gampong Jawa, Jumat (9/3) sore.

Awalnya, anak dari pasangan M Yusuf A Hamid dan Nazariah ini menceritakan niat membangun Taman Edukasi Anak Cerdas itu semenjak ia sedang duduk dibangku kuliah. Saat itu ia tidak menyangka kondisi Gampong Jawa yang begitu memprihatinkan.

“Terlebih dahulu saya ke lokasi bahkan mendampingi mereka, menanyakan masalah-masalah mereka,” kata Maulidar yang merupakan lulusan Bahasa Inggris dari Fakultas Tarbiyah UIN Ar-raniry tersebut.

Wanita kelahiran 1991 itu mengatakan sejauh ini, ia mampu bertahan berkat dukungan dan bantuan dari relawan dan komunitas. Hal ini juga Taman Edukasi Anak Cerdas mampu bertahan hingga saat ini.

Maulidar Yusuf pelopor Taman Edukasi Anak Cerdas sedang mengajarkan anak-anak pemulung yang berada di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gampong Jawa, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. Jumat (9/3) sore.(Kanal Aceh/Fahzian Aldevan)

“Banyak sekali relawan dan komunitas yang sudah membantu, ini juga yang membuat bertahan selama 7 tahun,” ucap Maulidar yang menetap di Lampulo Banda Aceh itu.

Kata Maulidar, orang tua dari anak-anak pemulung merespon positif niat baik Maulidar bersama relawan yang mengajarkan anak mereka tanpa pamrih.

Dari dukungan itulah hingga saat ini siswanya semakin meningkat. Bahkan tercatat nama-nama yang mengikuti belajar di Taman Edukasi Anak Cerdas mencapai 80 siswa mulai dari anak yang usia 2 tahun hingga yang sudah Sekolah Menengah Atas (SMA). Dari yang sekolah hingga putus sekolah Maulidar ajarkan.

“Tapi yang hadir saat aktivitas belajar sekitar 40 hingga 50 orang karena sebagian mugkin berhalangan,” kata Maulidar didampingi suaminya, Aiyub Bustaman (30) yang ikut membantunya.

Maulidar mengatakan, ilmu yang ia dan relawan berikan kepada anak-anak pemulung dari mulai belajar menulis membaca, ilmu matematika, ilmu agama, IPA, IPS. “Pokoknya segala hal yang bermanfaat bagi mereka,” katanya.

Meski sampai hari ini proses belajar mengajarnya masih di tempat terbuka dengan kondisi seadanya, namun kata dia semangat dan antusias anak-anak sangat tinggi.

Sejak dari tahun 2012 hingga kini Maulidar yang juga mantan pengurus HMI Cabang Banda Aceh tahun 2011-2012 ini mengatakan proses belajar dilakukan pada hari Rabu hingga Minggu.

“Kalau hari Senin dan Selasa itu waktu mencari waktu untuk relawan, mulainya setelah Ashar sampai menjelang Maghrib,” tuturnya. [Fahzian Aldevan]

Related posts