Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kualitas perikanan tangkap para nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo, Banda Aceh, Provinsi Aceh, masih rendah.
“Masih banyak hasil tangkapan nelayan kualitas rendah. Ini terkait pola produksi nelayan itu sendiri,” ucap Kepala Unit Pelaksanan Teknis Daerah PPS Lampulo, Aliman di Banda Aceh, Selasa seperti dilansir laman Antara.
Para nelayan setempat, lanjutnya, mayoritas masih menggunakan es batangan sebagai pendingin untuk dibawa melaut dengan waktu lebih dari sepekan.
Ia mengatakan, sementara ketika di laut untuk ikan yang tertangkap pada awal dapat dipastikan berada di bagian paling bawah, sehingga kualitasnya makin hari semakin menurun.
Akibatnya nelayan sendiri yang merugi karena ikan hasil tangkapannya tidak sesuai standar dengan internasional dan sulit diekspor.
“Mayoritas kapal di Lampulo ini, belum dilengkapi freezer (pembeku). Mereka mengandalkan es batangan. Kalau es batangan, cuma tahan 15 hari,” ucapnya.
Data pihaknya selama tahun 2017, produksi ikan laut di PPS Lampulo Banda Aceh sebanyak 13.976 ton lebih dengan jumlah kapal penangkap dan pengangkut 359 unit.
Mayoritas alat tangkap yang digunakan kapal perikanan setempat yakni pukat cincin berjumlah 261 kapal, dan sisanya mengunakan 98 pancing ulur dengan 3.949 orang anak buah kapal.
“Setelah 15 hari, maka dapat atau tidak dapat ikan, si nelayan harus pulang ke darat,” tutur Aliman.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf tahun ini menyatakan, terus berupaya untuk melengkapi berbagai hal terutama sarana atau fasilitas yang dibutuhkan karena memiliki luas laut mencapai 295 ribu kilometer pe segi.
Bahkan, kata Irwandi, tahun ini pemerintah akan fokus melakukan patroli di perairan Aceh untuk mengantisipasi illegal fishing dan masuknya obat-obatan terlarang ke Aceh.
Pihaknya berencana membeli 6 pesawat. “Pesawatnya sama persis dengan pesawat saya, namun akan ditambah dengan perangkat keselamatan di air,” kata Gubernur Irwandi. []
