Padam listrik, pengusaha pariwisata Aceh sebut biaya operasional membengkak

Padam listrik, pengusaha pariwisata Aceh sebut biaya operasional membengkak
Ilustrasi - Pemadaman listrik. (Kanal Aceh/Erza)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) menilai, dunia pariwisata di Aceh tidak mampu menahan besarnya biaya operasional akibat kebijakan pemadaman bergilir PT PLN (Persero) setempat.

“Jika biaya (operasional) semakin bengkak, ya, itu pasti lah. Dan banyak dunia usaha pariwisata yang tidak siap dengan keadaan seperti ini,” tegas Sekretaris ASITA Aceh, Totok Julianto di Banda Aceh, Selasa (27/3) dilansir aceh.antaranews.com.

PT PLN (Persero) telah memutus aliran listrik di wilayah Aceh, Minggu (25/3) malam. Kamudian mengambil kebijakan memberlakukan pemadaman bergilir tiga jam sekali hingga selama perawatan mesin pembangkit.

Totok mengatakan, kebijakan tersebut harus segera diakhiri. Jika terus berlanjut, maka akan membawa dampak negatif bagi industri, khususnya sektor pariwisata.

Aceh memiliki total 808 lokasi wisata tersebar di 23 kabupaten/kota, 426 diantaranya wisata alam, 268 wisata budaya, dan 114 wisata minat yang menarik dikunjungi wisatawan mancanegara.

Dewasa ini Pemerintah Aceh dan berbagai pemangku kepentingan telah berkolaborasi mencari investor asing agar menanamkan modal demi tumbuhnya industri di provinsi paling Barat di Indonesia.

“Bagi kita, ini (pemadaman bergilir) tak serius kali. Apalagi ada penyebabnya. Ini hampir mirip seperti `force majeure`, kan. Dan baru saja terjadi,” ucapnya.

General Manager PLN Wilayah Aceh, Jefri Rosiadi mengatakan, pemadaman bergilir akibat terputusnya jaringan transmisi 150 kV di Binjai ke Pangkalan Berandan, Provinsi Sumatera Utara.

Ia melanjutkan, kondisi itu telah mengakibatkan terjadinya pemadaman terhadap sejumlah pembangkit di Aceh, seperti PLTU Nagan Raya dan PLTMG Arun Trip.

“Putusnya suplay (pasokan) listrik dari Sumatera Utara, pembangkit kita tak mampu tenerima beban yang terlalu besar, sehingga terjadi pemadaman,” terang Jefri Rosiadi. []

Related posts