Cerita penjual celengan dari Bandung, mengasah rezeki di Aceh

Surya Daud (40 tahun) sedang menjual celengan lukis diseputaran kampus Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh, Selasa, (3/4).(Kanal Aceh/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Siang itu, beberapa buah meja sedang penuh diduduki anak muda, yang lainya sibuk mondar mandir dari ruangan menuju keluar.

Aktivitas itu begitu riuh, dari jauh tampak pria paruh baya menghampiri beberapa wanita berpakaian sopan dimejanya.

“Mbak celengan mbak, murah mbak,” kata pria paruh baya itu dengan membawa puluhan kaleng yang dibalut dengan koran bekas.

Pria yang berpakaian kusut itu, Surya Daud (40) yang mengadu nasib di tanah Rencong dengan menjual celengan lukis.

Surya yang mengaku berasal dari Bandung Selatan ini sudah dua Minggu menginjakan kaki di tanah Syariat Islam. Dengan modal ketrampilan tangan yang sudah ia siapkan dari kampung halamannya.

“Celengan lukis dan hiasan dari Bandung mas,” kata Surya saat memulai pembicaraan dengan kanalaceh.com saat di temui diseputaran kampus kawasan Darussalam, Banda Aceh, Selasa, (3/4) siang.

Celengan lukis yang Surya bawa merupakan celengan yang dilukis dengan serbuk kayu. “Lukisan dibuat dari serbuk kayu (gergaji) bisa juga dari pasir,” kata Surya.

Disela-sela ia melayani pembeli yang dominannya mahasiswa, ketrampilannya bukan hanya pada tempat tabungan berbentu bulat, namun berbagai dibentuk sorvenir lainnya juga mampu ia lukis.

“Hadiah ulang tahun, untuk wisudawan bisa, cendra mata juga tergantung request yang pembeli mas, bisa juga kasih nama,” sebut Surya.

Untuk harga celengan Surya sangat terjangkau, harga celengan lukis yang sudah ia gambar dengan berbagai variasi itu dijualnya hanya Rp 10 ribu perunit.

“Perhari bisa sampai 80 hingga 100 celeng laku,” sebutnya.

Hari mulai semakin terik, sesekali Surya membuka topinya dan mulai mengipas, Ia menceritakan selama di Aceh ia berjualan tidak menetap, awalnya ia memulai di kawasan Pasar Aceh. Kemudian ia lanjut membawa celengan miliknya ke setiap kantor yang sangup ia jangkau.

“Ia ibu-ibu biasanya banyak yang ngambil makanya saya langsung saja dari kantor ke kantor,” katanya.

Selanjutnya Surya mengatakan banyaknya pembeli yang memberikan saran agar menjual dagangannya di seputaran kampus. “Alhamdulillah banyak yang beli,” ujarnya. [Fahzian Aldevan]

Related posts