Ketua PWI Aceh: Jangan menganggap wartawan itu sudah pintar

Puluhan wartawan mengikuti pelatihan Jurnalisme sensitif gender di Banda Aceh, Kamis (3/5). (Kanal Aceh/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Seringnya terjadi kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak akhir-akhir ini, membuat begitu penting peran para wartawan dalam pemberitaan yang objektif kepada masyarakat.

Hal ini dikatakan oleh ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh, Tarmilin Usman saat memberikan sambutan diacara Jurnalisme Sensitif Gender di Banda Aceh, Kamis (3/5).

Ia menilai, saat ini dengan perkembangan teknologi yang terus berkembang dan wartawan dituntut memberikan informasi dengan kecepatan dan akurat. Maka ia mengingatkan untuk lebih berhati-hati saat menulis, apalagi tentang kasus kekerasan misalnya.

“Selain ini bermanfaat dalam menjalankan tugas untuk wartawan dan juga pasti sangat bermanfaat untuk masyarakat nantinya,” kata Tarmilin.

Dikatakan Tarmilin, profesi wartawan sampai saat ini terus belajar, kata dia, jangan beranggapan bahwa setiap wartawan tidak perlu untuk belajar lagi. “Jangan menganggap wartawan itu sudah pintar, saya hingga puluhan tahun jadi wartawan sampai sekarang tetap masih belajar,” ujarnya.

Sementara itu kepala bidang partisipasi media elektronik dan sosial dari kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Budi Hartono mengatakan, agar bagi pekerja media mempromosikan gambaran tentang perempuan dan anak yang seimbang dan mengambil langkah yang efektif dalam menentang pornografi.

Ia berpendapat, sebelum pekerja media bekerja sebagai jurnalis, terlebih dahulu dikonstruksi sebagai perempuan dan laki-laki.

“Kontruksi tersebut mempengaruhi mereka dalam melaporkan, memotret dan memberikan akses pada perempuan di media,” katanya.[Fahzian Aldevan]

Related posts