Baru tiga pelabuhan di Aceh untuk tujuan ekspor

Pelabuhan Malahayati. (suaracargo.com)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Provinsi memiliki julukan “Serambi Mekkah” yakni Aceh, hingga kini baru menggunakan tiga pelabuhan untuk kegiatan dan berbagai negara tujuan ekspor, terutama komoditi non minyak dan gas bumi (migas).

“Kita di Aceh sampai hari ini, baru ada tiga pelabuhan. Yakni di Sultan Iskandar Muda, Meulaboh, dan Lhokseumawe,” ucap Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyudin seperti dilansir laman Antara, Jumat (4/5).

Ia mengatakan, keterbatasan infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekspor yang terdapat di pelabuhan setempat, menjadi masih lama dan belum mampu dibenahi oleh pemangku kepentingan.

Meski demikian, lanjutnya, kegiatan ekspor melalui pelabuhan di Aceh tetap berjalan. Sampai triwulan tahun ini, tercatat total senilai 29,51 juta dolar AS atau meningkat 92,65 persen dibanding periode yang sama di tahun 2017.

Ada beberapa kelompok komoditi non migas andalan selain kopi, seperti bahan bakar mineral mendominasi ekspor dengan nilai 27,27 juta dolar AS, dan bahan kimia anorganik 2,17 juta dolar AS.

Lalu kelompok ikan dan udang tercatat senilai 62.893 ribu dolar AS, bahan nabati untuk anyam-anyaman senilai 6.413 dolar AS, dan komoditi dengan nilai kecil lainnya.

BPS Aceh mencatat ekspor berbagai kelompok komoditi non migas melalui pelabuhan di Aceh di periode Januari-Maret tahun 2017 total senilai 15,31 juta dolar AS.

“Kalau ekspor ikan dan udang lewat Bandara Sultan Iskandar Muda, batubara (bahan bakar mineral) Pelabuhan Meulaboh (Aceh Barat), dan komoditi lain di Lhokseumawe(Pelabuhan Krueng Geukuh),” terang Wahyudin.

General Manager PT Pelindo I Cabang Lhokseumawe, Prahartiwinarso tahun ini mengatakan, Pelabuhan Krueng Geukuh sebagai salah satu poros maritim “Serambi Mekkah” masih butuhkan investasi Rp15 triliun.

Investasi tersebut untuk melengkapi berbagai infrastruktur pendukung, diantaranya membangun tempat transit, lalu tempat kontainer atau peti kemas, penampungan migas, dan lain-lain, ucap dia.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf ketika melantik pasangan kepala daerah di tahun lalu, meminta kepada pemerintah daerah di provinsi itu terus memaksimalkan keberadaan pelabuhan setempat demi mensejahterakan masyarakat.

Hal tersebut, lanjut Irwandi, sebagai langkah dalam mendukung program tol laut yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.

“Kembangkan Pelabuhan Calang, sehingga menjadi pintu perdagangan internasional di wilayah pantai barat Aceh,” ujar Gubernur Irwandi. []

Related posts