Asa Spanyol kembalikan status ‘Raja’ Dunia

Republika.co.id

(KANALACEH.COM) – Berakhirnya generasi emas. Hal itulah yang menjadi persoalan timnas Spanyol jelang perhelatan Piala Dunia 2018.

Kini, tak ada lagi nama-nama seperti Xavi Hernandez, Xabi Alonso, Cesc Fabregas, sampai penyerang tajam macam David Villa dan Fernando Torres. Kini hanya tersisa Andres Iniesta, Sergio Ramos, hingga Gerard Pique dari dalam skuat Spanyol saat ini yang pernah merasakan manisnya juara Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Runtuhnya generasi emas La Furia Roja mulai terlihat ketika mentas di Piala Dunia 2014 di Brasil. Berstatus juara bertahan, tim yang kala itu masih dibesut Vicente del Bosque hancur lebur tak berdaya.

Tergabung di Grup B, Spanyol dipaksa menyerah 1-5 dari Belanda di laga pertama dan kembali kalah 0-2 dari Chile di laga kedua. Akibatnya, Sergio Ramos cs harus pulang lebih awal lantaran gagal lolos fase grup.

Revolusi besar-besaran pun dilakukan. Del Bosque kemudian dilengserkan dan diganti oleh Julen Lopetegui.

Pelatih yang kini berusia 51 tahun itu memberikan sentuhan yang lebih segar bagi Tim Matador. Dia tak melulu mengandalkan bintang lawas dan berani memanggil pemain muda.

Meski masih mengandalkan beberapa penggawa senior, tapi sebagian besar skuat Spanyol kini didominasi para penggawa muda seperti Marco Asensio, Thiago Alcantara, Saul Niguez, dan Koke.

Hasilnya, Spanyol datang ke Piala Dunia 2018 dengan status pemuncak Grup G. Mereka membuat Italia harus bertarung melalui babak playoff. Dan seperti yang sama-sama diketahui, Gli Azzurri gagal lolos lantaran dikalahkan Swedia.

Tapi, tetap saja masih ada ketidaksempurnaan dari kombinasi tersebut. Timnas Spanyol arahan Lopetegui mengalami kendala soal kombinasi permainan antar lini.

Wajar saja, dulu Spanyol sangat lekat dengan tiki-taka. Gaya tersebut turut dibawa oleh penggawa Barcelona yang membela La Furia Roja.

Kini, Spanyol mulai meninggalkan gaya tersebut seiring regenerasi para penggawanya. Lopetegui juga tak ingin menggunakan gaya yang sama.

Hal ini juga diakui oleh salah satu penyerang Spanyol, Iago Aspas. Menurutnya, tingkat operan antar lini masih menjadi kendala.

“Saya rasa, passing kami belum cukup tajam. Jauh sebelum ini, saya rasa Spanyol masih lebih baik. Oleh karenanya, kami bertekad untuk membuka Piala Dunia dengan bagus,” ujar Aspas seperti dilansir laman VIVA.co.id, Senin (11/6).

Hal senada juga diakui oleh sang entrenador. Tapi, hal itu tak jadi persoalan utama selama para pemainnya tak ada yang cedera.

Dia juga menyebutkan jika pada sepakbola terkini, jarang ada tim yang bisa mencetak lebih dari tiga atau empat gol.

“Kami terkadang tak mendapatkan ritme yang tepat dan selalu kehilangan bola. Tapi, kami paham apa yang mesti dilakukan. Yang penting tak ada yang cedera,” kata pria asal Spanyol.

Tentu, bukan tugas mudah untuk mengembalikan status ‘raja’ dunia. Tapi, melihat kondisi tim secara keseluruhan, eks pelatih Porto itu yakin timnya bisa berbicara banyak di turnamen sepakbola terbesar di dunia tahun ini.

“Kami mempertahankan level yang sangat tinggi. Kami punya beberapa hal positif. Tak ada pemain cedera dan kami dalam kondisi yang sempurna jelang Piala Dunia,” tegas Lopetegui.

Menarik untuk dinanti, apakah racikan Lopetegui mampu membawa Spanyol melangkah lebih jauh. Atau dia akan mengulang prestasi buruk Del Bosque yang gagal meloloskan La Furia Roja dari fase grup. []

Related posts