Akmal sentil DPRK Abdya yang kurang bersuara soal solar langka

Traktor antri di salah satu SPBU di Abdya akibat tidak ada solar. (Kanal Aceh/Jimi Pratama)

Blangpidie (KANALACEH.COM) –  Kelangkaan bahan bakar solar bersubsidi yang terjadi di kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) membuat rencana tanam serentak yang di mulai di wilayah setempat terancam gagal.

Bupati Abdya Akmal Ibrahim mengatakan, akibat tak adanya pasokan solar ini, banyak traktor olah tanah menganggur, dan tidak bisa beroperasi. Sementara itu pemerintah Abdya di hadapkan dengan pilihan yang sangat sulit.

“Pemerintah di hadapkan dengan pilihan sulit, pertama jadwal yang di sudah di sepakati akan molor. Yang kedua, kalau tetap sesuai dengan jadwal, pemerintah terpaksa menaikan ongkos olah tanah karna harga solar non subsidi naik sekitar dua kali lipat,” kata Akmal

Seharusnya, kata dia, ongkos normal pengolahan tanah selama ini sekitar Rp 600 ribu per hektare. Bila pakai minyak non subsidi perkiraannya naik sekitar Rp 150 ribu jadi 750 ribu per hektare.

“Saya pribadi cenderung pada pilihan kedua.dari pada jadwal tanam serentak terganggu, lebih baik kita nekat pakai solar non subsidi, kita terima saja kenaikan ongkos ini sebagai musibah yang tak terelakkan,”

“Sayang teman-teman aktifis, mahasiswa, DPRK atau para caleg kurang menyuarakan soal keadilan distribusi BBM ini,” ujarnya.

Padahal 70 persen penduduk Abdya berkepentingan dengan ongkos olah tanah. Sehingga kenaikan BBM jenis solar berakibat pada produksi pertanian warga. [Jimi Pratama]

Related posts