Kisah bocah 13 Tahun dirawat karena kecanduan internet

Ilustrasi. (routers.com)

(KANALACEH.COM) – “Kita semua sebenarnya ketagihan (internet). Saya pikir itu jelas terlihat di kebiasaan kita”. Ungkapan tersebut keluar dari mulut Kimberly Young, psikiater yang kerap menggeluti sifat adiktif seseorang terhadap internet.

Lebih lanjut, Young mengatakan bahwa fonemena itu sudah menjadi perhatian dari sisi kesehatan publik. Pasalnya, sudah ada beberapa contoh tidak baik anak muda yang begitu kecanduan teknologi.

Salah satu contohnya dialami oleh Danny Reagan. Remaja 16 tahun asal Amerika Serikat ini sempat menunjukkan tanda-tanda yang kerap diasosiasikan oleh para dokter sebagai efek kecanduan narkoba.

Danny, yang saat itu masih berusia 13 tahun, menjadi gelisah, tertutup, dan menjauh dengan teman-temannya. Ia bahkan berhenti mengerjakan tugas sekolah, tidak mandi, dan keluar dari kegiatan bisbol dan pramuka.

Walau begitu, ia tidak menggunakan narkoba. Danny sudah terikat dengan YouTube dan video game sampai ke titik ia tidak ingin melakukan hal-hal lainnya. Para dokter pun melihatnya bahwa perangkat yang dimiliki Danny sudah menjadi candu baginya.

“Setelah saya memiliki konsol (game), saya seperti jatuh cinta padanya. Saya suka untuk menyingkirkan segala hal dan bersantai saja,” ujar remaja yang kini berada bersekolah di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat.

Lantas, bagaimana Danny bisa sembuh dari candunya itu? Setelah sempat gagal untuk membuatnya berjanji dalam membatasi penggunaan internet, orang tuanya mendatangi Lindner Center for Hope yang berada di Mason, Ohio, AS.

Tempat semaca klinik tersebut memiliki program ‘Reboot’ yang memberikan pengobatan untuk remaja berusia 11-17 tahun dengan keluhan seperti Danny, yaitu ketagihan terhadap internet. Tak cuma game dan YouTube, pornografi hingga sexting pun juga menjadi sejumlah masalah yang didapat tempat terapi tersebut.

Diketahui, ketagihannya Danny terhadap internet merupakan usahanya untuk meredakan sejumlah penyakit yang dideritanya. Diketahui, ia didiagnosis menderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan Anxiety Disorde saat usianya masih di bawah 7 tahun.

Pasien program ‘Reboot’ seperti Danny akan menghabiskan 28 hari di tempat terapi itu. Di sana, mereka menjalani sejumlah tes kesehatan sekaligus belajar untuk membatasi penggunaan internet.

Chris Tuell, pencetus program tersebut, mengatakan bahwa internet memiliki kesamaan dengan alkohol dan narkoba dalam memengaruhi otak. Walau belum secara resmi dikultuskan sebagai hal yang menyebabkan candu bagi penggunanya, internet bisa memicu otak untuk melepaskan zat kimia seperti endorfin dan membuat user merasa senang menggunakannya.

Walau begitu, sembuh dari kecanduan internet berbeda dengan melepas ketergantungan terhadap narkoba dan alkohol. Hal tersebut sudah sulit dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari.

Danny sendiri pun mengakuinya. “Itu selalu ada. Saya merasakannya (ponsel) di dalam kantong. Tapi lebih baik saya mengabaikannya,” ucapnya, sebagaimana dilansir laman Detik.com, Senin (28/1).

Sekadar informasi, para psikiater menyebut kecanduan terhadap internet menjangkiti sekitar 8% warga AS. Lebih lanjut, hal tersebut juga menjadi semakin sering dijumpai di seluruh dunia. []

Related posts