Puting beliung terjang dua desa di Bener Meriah

Ilustrasi. Angin puting beliung rusak rumah warga. (Foto warga/Harry)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Angin puting beliung yang terjadi di desan Wih Pesam dan Panteraya, di Kecamatan Wih Pesam, Bener Meriah, Aceh, Sabtu (9/2), menyebabkan 13 bangunan rusak termasuk di antaranya sebuah mushala. Tingkat kerusakan yang terjadi mulai dari rusak ringan hingga rusak berat.

“Kemarin sekitar pukul 17.15 WIB dari arah selatan, secara tiba-tiba muncul puting beliung dan langsung menyambar belasan rumah warga,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek, di Banda Aceh, seperti dilansir dari Antara, Minggu (10/2).

Ke-13 rumah rusak tersebut rinciannya, 10 unit di antaranya mengalami rusak ringan, satu unit rusak sedang, dan dua unit rumah rusak berat termasuk Mushala Al-Fitrah yang terletak di Dusun Wih Bengi, Desa Wih Pesam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyatakan, ada tujuh unit rumah rusak terdampak puting beliung di Desa Panteraya.

Sejumlah rumah itu milik Sulaiman (54), Sugeng (30), Jainal (40), Fery Putra (31), Adnan (40), Ridho (29), dan Sulaiman (37). Sedangkan, di Desa Wih Pesan, terdapat lima rumah penduduk atas nama pemilik Armas (45), Muhammad Nasir (55), Mahyudin (40), Sarpida Juri Putra (47), dan Sarifah (50).

“Umumnya mereka berprofesi sebagai petani dan pedagang, dengan rata-rata atap rumah mereka rusak atau terbang terbawa angin,” ujar dia. “Mulai pagi tadi mereka lakukan pembersihan, karena terkendala cuaca malam hari,” tambah Dadek. Armas, salah satu korban mengatakan, dalam beberapa hari terakhir wilayah Bener Meriah mengalami cuaca yang cukup ekstrem dan cenderung tidak menentu, seperti panas dan hujan.

a mencontohkan, sebelumnya cuaca di siang hari panas terik, sedangkan memasuki sore hari cuaca mulai mendung disertai hujan gerimis. “Kemarin (Sabtu) pukul 17.10 WIB, kabut tebal diiringi hujan gerimis menyelimuti Wih Pesam. Kami sedang berada di dalam rumah, sambil menonton televisi.

Namun, tiba-tiba terdengar suara seng rumah bergerak dari arah belakang,” kata dia. “Selanjutnya, angin kencang (puting beliung) menyambar tidak cuma rumah kami, tetapi rumah beberapa tetangga. Mayoritas merusak atap rumah yang terbuat dari konstruksi seng,” ujar Armas. []

Related posts