5 Tempat Wisata di Indonesia yang Punya Nama Unik

Ilustrasi wisatawan. (tribunpekanbaru)

(KANALACEH.COM) – memang memiliki banyak tempat wisata yang belum tereksplorasi. Banyaknya kepulauan dan laut yang luas, membuat wisata yang ada di Indonesia tidak kalah dengan wisata yang ada di luar negeri.

Sayangnya peran pemerintah setempat untuk mengelola dan mengembangkan sektor pariwisata yang ada di Indonesia masih minim. Oleh karena itu, hanya sedikit pariwisata di Indonesia yang mendunia seperti tempat wisata di Bali, Yogyakarta, Bandung dan kota lainnya.

Padahal, ada berbagai macam tempat wisata di Indonesia yang unik. Untuk mendapatkan wisata unik tidak perlu ke luar negeri, Indonesia sudah banyak memiliki aneka tempat wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi bersama dengan keluarga maupun dengan pasangan.

Seperti dikutip dari laman Okezone.com dari beberapa sumber, nama tempat unik dalam destinasi yang ada di Indonesia.

Pantai Kutang, Lamongan, Jawa Timur

Pantai Kutang adalah salah satu pantai yang ada di daerah Pantura Kab.Lamongan. Tepatnya di pesisir Kec.Brondong, Kab. Lamongan. Pantai yang mempunyai nama unik ini saat ini sedang ramai-ramainya dikunjungi wisatawan.

Asal-usul pantai ini dinamakan kutang karena warga setempat dulunya sering menemukan kutang di sekitar pantai ini, sehingga saat ini dinamakan pantai kutang. namun saat ini sudah tidak ditemukan kutang lagi.

Pantai ini memiliki jembatan yang sangat panjang sekitar 200 m. Dan jembatan ini dijadikan selfie para wisatawan dengan latar pantai kutang. Di sekitar lokasi juga terdapat warung apung, warung-warung yang menjajakan dagangan serta terdapat banyak perahu.

Pantai ini sangat indah jika dinikmati saat sunrise (matahari terbit) dan sunset (matahari terbenam). Nah, kutang siapa nih yang ketinggalan di sini?

Pantai Sandal Jodoh, Bengkulu

Mirip seperti gembok cinta di Pont des Arts, Paris, sandal jodoh yang dipasang di Pondok Sandal Jodoh juga dijadikan sebagai simbol cinta bagi para empunya sandal. Maka tak heran jika objek wisata ini kian populer karena banyak pengunjung yang datang dan sharing di media sosial.

Anehnya, ada satu mitos yang melatar belakangi munculnya sandal jodoh. Katanya, dulu ada seorang suami yang sedang berlibur ke Pantai Jakat dan mencari sebelah sandal istrinya yang hilang hingga sampai ke Pantai Tapak Paderi, yang letaknya berada di sebelah Pantai Jakat.

Ratusan sandal yang digantung di sebuah dinding bambu sebagai lambang jodoh di Bengkulu itu telah sukses mengubah nama Pantai Tapak Paderi menjadi Pantai Sandal Jodoh yang begitu unik dan pastinya, bikin baper.

Terlebih, bagi mereka yang sampai 2019 ini belum menemukan jodohnya. Penasaran? Datang yukk ke wisata Pantai Sandal Jodoh di Bengkulu.

Air Terjun SIluman, Sumatera Utara

Sumatera Utara kini tak kalah indahnya dengan berbagai provinsi Indonesia. Banyak panorama alam yang eksotis yang tersembunyi di sudut-sudut desa termasuk Air Terjun Kembaran Siluman atau biasa dikenal dengan Air Terjun Namu Belanga.

Air Terjun Namu Belanga mulai po­puler di masyarakat sejak tahun 2014. Sampai sekarang, banyak wisatawan yang pe­nasaran dan ingin mengunjungi Air Ter­jun Namu Belanga.

Jika kebanyakan kita, menemukan air terjun disekitar pegu­nungan, berbeda dengan Air Terjun Namu Belanga yang berada di ladang dataran rendah warga setempat Kabupaten Langkat ini.

Boleh percaya atau tidak, arus air terjun yang terletak di Sumatera Utara ini kadang muncul kadang juga bisa menghilang. Hmm…pantas saja dinamakan Air Terjun Siluman.

Air Terjun Kakek Bodo, Pasuruan, Jawa Timur

Selama ini orang orang mengenal Jawa Timur sebagai daerah yang kaya akan wisata Pantai. Padahal, Jawa Timur tidak hanya memiliki banyak pantai saja, melainkan banyak wisata menarik yang layak untuk dikunjungi, seperti theme park, gunung, Air terjun dan salah satunya yaitu Air Terjun Kakek Bodo yang terletak di Tretes, Prigen, Pasuruan ini.

Sumber air terjun ini berasal dari Sungai Kaligetik. Tepat dibawah curahan air terjun terdapat sebuah kolam alami dengan kedalaman 1 hingga 5 meter. Ketika wisatawan berkunjung ke tempat ini, kolam yang berada tepat dibawah deburan air terjun ini menjadi tempat yang tak terlewatkan, baik sebagai tempat untuk mandi maupun berfoto.

Dibalik keindahan dan eksotisme yang dimilikinya, air terjun ini juga memiliki kisah yang cukup melegenda. Dikisahkan, pada jaman dulu kala, ada seorang lelaki tua yang mengabdikan hidupnya kepada sebuah keluarga belanda yang kaya raya.

Pada suatu hari, sang kakek tersebut memutuskan untuk bertapa di hutan belantara, tepatnya di sebuah air terjun. Sang kakek bertapa karena ingin melupakan semua hal yang bersifat duniawi.

Karena keputusan nya tersebut, orang belanda yang selaku mantan majikan nya menyebut sang kakek sebagai “Kakek Bodoh”. Sudah diberi fasilitas, gaji yang cukup, dan tinggal di tempat yang enak, tetapi sang kakek malah memilih bertapa di tengah hutan belantara.

Namun tidak disangka, dengan bertapa di air terjun tersebut, sang kakek mendapatkan sebuah kesaktian. Dengan kesaktian yang didapatkan nya, sang kakek menggunakannya untuk membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan. Itulah sekelumit kisah yang menjadi latar belakang asal usul nama Air Terjun Kakek Bodo ini.

Candi Asu, Magelang, Jawa Tengah

Candi Asu adalah nama sebuah candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi Pos, Kelurahan Sengi, kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Nama candi Asu Sengi merupakan dari nama ASU sebenarnya baru diberikan oleh masyarakat sekitar sewaktu candi ini pertama kali ditemukan. Nama yang asli sebenarnya belum diketahui secara pasti.

Nama Candi Asu diberikan karena sewaktu pertama kali ditemukan ada sebuah patung Lembu Nandhi yang wujudnya telah rusak dan lebih mirip menyerupai Asu (Anjing-dalam bahasa Jawa), dan di sekitar lokasi terdapat banyak anjing (asu), dan Sengi merupakan nama Desa dimana candi tersebut berada, maka warga menyebutnya dengan Candi Asu Sengi.

Mitosnya, Arca Dewindani merupakan contoh dari perilaku manusia yang hidup di dunia ini. Ia menggambarkan perempuan yang sudah berkeluarga tetapi sering serong sehingga diibaratkan anjing. Sebuah gambaran yang sangat hina dan kasar.

Masyarakat sekitar candi memiliki kepercayaan bahwa candi ini dipelihara oleh tokoh yang bernama Ki Budayana, Ki Panjaloka, dan Ki Panjalo. Kepercayaan ini masih dipegang teguh oleh mereka yang sudah berumur.

Mereka yang datang ke candi ini, di larang keras membawa minyak gosok atau balsem. Karena, barang itu akan hilang. Tidak hanya itu saja, seluruh badan akan merasakan sengatan minyak gosok atau balsem yang dibawa tersebut. []

Related posts