Penimbunan Makam Ulama dan Raja di Gampong Pande Dikecam

(ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Sejumlah nisan Raja dan Ulama yang sudah ada sejak zaman Kesultanan Aceh Darussalam di Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh tertimbun tanah.

Padahal beberapa waktu lalu, nisan tersebut sudah diikatkan kain kuning oleh ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Tan Sri Muhammad Ali Rustam, yang datang khusus mengahadiri Haul Tuan Di Kandang.

Pemugaran dengan cara membalut nisan dengan kain kuning di sebuah makam, menandakan sebuah manifestasi dari kesucian. Namun, makam tersebut ditimbun oleh tanah.

Ketua Peubeudoh Sejarah Adat dan Budaya Aceh (Peusaba) Mawardi Usman, menyesalkan sikap pemerintah Banda Aceh yang lalai akan kelestarian artefak sejarah itu.

Ia menyebutkan, ada nisan berkhaf Kufi bertuliskan kalimat tauhid yang sudah nyaris tertimbun. Nisan tua itu diyakini makam para ulama Turki Seljuq. Pihaknya menduga nisan itu sengaja ditimbun untuk keperluan perluasan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PlTSa) dan instalasi pengolahan air limbah (Ipal).

“Ini mengejutkan, makam dikawasan Ipal yang hendak dibuang tinja juga makam para ulama Turki Seljuq, sepertinya ada agenda besar dibelakang ini untuk memusnahkan sejarah Aceh,” kata Mawardi saat dikonfirmasi, Selasa (21/5).

Hal itu berbanding terbalik dengan misi Kota Banda Aceh yang ingin menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat edukasi dan wisata sejarah. Tapi artefak peninggalan sejak yang sudah ada abad ke 16 itu dinilai hendak dimusnahkan.

Menurutnya, di Gampong Pande adalah Kawasan yang sakral. Karena dilokasi itu menjadi titik awal kerajaan Aceh. lokasi itu dulunya kawasan elit.

Untuk itu, pihaknya mengutuk penimbunan makam raja dan ulama Aceh di tambak kawasan Gampong Pande.

“Tentu kita mengutuk keras tindakan penimbunan ini, kelakuan yang menimbun makam raja dan ulama islam adalah kelakuan tidak bisa ditolerir,” ujarnya. [Randi]

Related posts