Fisip Unsyiah Luncurkan Web Seminar Internasional

(ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM)Aceh Global Conference on Social, Communication, Government and Political Sciences (The 2 lnd AGC-SCOPOS 2019), secara resmi diperkenalkan untuk publik dalam acara soft launching halaman web officialnya pada Selasa, (21/5).

Acara dibuka oleh Effendi Hasan, selaku Wakil Dekan bidang Akademik Fisip Unsyiah. Menurutnya, acara konferensi internasional ini merupakan edisi kedua, sesuai dengan komitmen Fakultas Fisip, untuk menjadikan even tahunan yang digelar secara kontinyu.

Effendi Hasan sekaligus ketua panitia AGC-SCOPOS 2019, mengatakan peran aktif kalangan intelektual dalam menjawab problematika sosial dalam masyarakat sangat dibutuhkan.

“Pada konferensi kali ini kita mengusung tema sejauh mana kesiapan kita dalam menghadapi Revolusi 4.0. Kita akan mendengar paparan konsep, pemahaman dan strategi dari seluruh akademisi, pakar dan profesional yang berkumpul dalam acara conference AGC-SCOPOS 2019 nantinya,” sebutnya.

Situs untuk nantinya untuk mengakses laman info dan registrasi AGC-SCOPOS dapat diklik melalui www.agc-scopos.unsyiah.ac.id. Acara ini juga dihadiri oleh para akademisi di lingkungan FISIP Unsyiah.

Web ini diyakini bisa menjadi salah satu kanal bagi para intelektual, praktisi bahkan pihak pemerintahan dalam menyerap lebih banyak solusi dan pemecahan masalah, yang terjadi di tengah masyarakat dalam menyikapi perkembangan Revolusi 4.0.

The 2nd AGC-SCOSPOS 2019 akan diselenggarakan di Sabang pada tanggal 25-26 September nanti. Dengan pembicara Adnan Ganto, (Ketua Dewan Pembina BPKS Sabang), Firman Noor (Kepala LIPI, Indonesia), Sukree Langputeh (Deputy Vice Rector for International Relations Fatoni University, Thailand).

Kemudian Owen Pogder (Professional Associate Institute for Governance and Policy Analysis, University of Canberra, Australia), Siti Suriani Othman (Faculty of Leadership and Management University Malaysia),  Mubashar Hasan ( Post Doctoral Fellow Department of Culture Studies and Oriental Languages University of Oslo, Norway) dan  Lenie Broeuwer (Department of Social and Cultural Anthropology Faculty of Social Sciences Amsterdam University). [Randi/rel]

Related posts