Kemenpar Benahi Aceh Agar Jadi Destinasi Halal Unggulan

Sejumlah wisatawan kapal pesiar MV Costa Victoria mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, Senin (27/11). Sebanyak 980 wisatawan muslim dari sejumlah negara seperti dari Malaysia, Singapura, Amerika, Australia, Thailand itu mengunjungi sejumlah objek wisata sejarah dan situs tsunami sebelum kembali ke Singapura pada Selasa (28/11). ANTARA FOTO/Ampelsa/aww/17.

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kementerian Pariwisata melakukan koordinasi dan sinkronisasi pengembangan pariwisata halal di Provinsi Aceh. Sebelumnya desain, strategi, dan rencana ini sudah didesain bersama pihak-pihak terkait.

“Sebagaimana yang kita tahu, Aceh berhasil meraih juara II dalam Indonesia Muslim Travel Index tahun 2018,” kata Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Lokot Ahmad Enda dalam keterangan tertulis, Rabu (22/5).

“Kita ingin skor Aceh bisa ditingkatkan pada tahun-tahun selanjutnya, sehingga mungkin bisa menempati posisi pertama sebagai daerah pariwisata halal,” sambungnya.

Baca: 2020, Aceh Target Peringkat Pertama Destinasi Wisata Halal

Hal tersebut diungkapkannya dalam workshop Rencana Aksi Pengembangan Pariwisata Halal yang digelar di Hotel Kyriad Muara Banda Aceh, pada Selasa (21/5).

Sementara itu Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh, Suburhan, menyatakan Aceh akan terus mengembangkan potensi sebagai destinasi halal unggulan dengan menjunjung budaya dan nilai-nilai syariah, termasuk di dalamnya menyediakan produk makanan halal dan usaha pariwisata bersertifikat halal.

Baca: Kalahkan Aceh, Lombok Terpilih Sebagai Destinasi Halal Terbaik

“Pembenahan Aceh sebagai destinasi halal unggulan tetap ditingkatkan. Peran seluruh pelaku pariwisata, baik jajaran pemerintah maupun pelaku usaha, akan dimaksimalkan demi memberikan pelayanan kepada wisatawan,” jelas Suburhan.

Menurutnya ada beberapa strategi dalam rangka pengembangan wisata halal di Aceh, antara lain penyusunan roadmap, pembentukan tim percepatan wisata halal, serta standardisasi dan sertifikasi usaha pariwisata halal. Kemudian penyiapan destinasi wisata halal, penyiapan SDM, dan promosi.

Ketua Tim Percepatan Pariwisata Halal Aceh Iskandarsyah Madjid menambahkan sertifikasi usaha pariwisata halal sangat diperlukan, sebagai jaminan bahwa destinasi yang disiapkan benar-benar muslim friendly. Dalam hal ini menyangkut semua hal, mulai dari perjalanan hingga ke hotel atau penginapan dan kulinernya.

“Dengan adanya sertifikasi halal, ini semakin menguatkan pada wisatawan bahwa destinasi yang kita jual 100% halal. Jadi tidak ada alasan lagi untuk was-was,” ungkapnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, pergerakan muslim traveler di dunia semakin luar biasa. Tak heran jika Indonesia punya komitmen tinggi untuk menjadi global player dalam hal pariwisata halal.

Tentu saja, hal tersebut merupakan semangat dan ide brilian karena Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia.

“Indonesia memiliki peluang besar untuk tampil sebagai destinasi wisata halal unggulan. Terlebih, Indonesia memiliki daya tarik pariwisata yang beragam dan sudah berkembang. Bukan itu saja, Muslim friendly amenities seperti halnya hotel, restoran dan lain-lain juga sudah mulai berkembang,” tegas Arief.

Sebagai informasi, turut hadir pada kegiatan tersebut juga Tim Percepatan Pariwisata Halal Kemenpar, Sumaryadi dan sejumlah perwakilan dari kabupaten/kota se-Provinsi Aceh. [detik.com]

Related posts