Perjalanan Kanker Darah Ani Yudhoyono, Disangka Kelelahan hingga Meninggal

Ani Yudhoyono saat berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman. (Foto:Kasadaraceh.com)

(KANALACEH.COM) – Hj Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono tutup usia setelah bergelut dengan Leukemia. Jenis kanker darah ini dikenal langka dan mematikan.

Dirangkum detkiHealth, berikut perjalanan sakit Ani Yudhoyono dari sejak mengalami penurunan kondisi kesehatan.

Januari 2019
Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengisahkan bahwa kondisi Bu Ani mulai turun pada Januari 2019. Saat itu, Bu Ani baru pulang mendampingi suaminya ke Aceh dan Sumatera Utara.

“Nah, pulang dari Aceh kondisinya drop, kami kira ya memang karena kelelahan ataupun ya karena perjalanan jauh, mungkin perlu istirahat, recovery-lah begitu,” ungkap AHY kepada wartawan.

Februari 2019
Atas rekomendasi tim dokter di RSPAD Gatot Soebroto, Ani Yudhoyono menjalani pemeriksaan di National University Hospital Singapura pada 2 Februari 2019. Di rumah sakit inilah, diagnosis kanker darah leukemia didapatkan.

Maret 2019
Adik kandung Ani Yudhoyono, Jenderal Pramono Edhie Wibowo, menjadi donor sumsum tulang belakang. Kabar itu disampaikan oleh Ketua DPP Partai Demokrat (PD) Jansen Sitindaon.

“Barusan saya komunikasi ke Singapura, benar… bahwa adik Ibu Ani, Pak Jenderal Pramono Edhie Wibowo, mantan KSAD, yang ‘matching’ dan ternyata sangat cocok untuk jadi donor Ibu Ani,” kata Jansen, Rabu (6/3).

Maret 2019
Di tengah kondisi Ani Yudhoyono yang belum stabil, beredar broadcast tentang penyebab kanker darah leukemia. Disebutkan, senyawa tetrakloroetilen yang digunakan dalam proses dry clean merupakan penyebab leukemia. Namun ahli kimia menyebut belum ada bukti kuat tentang klaim tersebut.

“Artinya sudah terbukti menyebabkan kanker pada binatang uji, tetapi belum banyak bukti pada manusia. Senyawa ini tidak hanya bisa menyebabkan kanker darah, namun juga bisa menyebabkan penyakit kanker ginjal, liver, pankreas, kanker serviks dan lainnya,” lanjut Dr Eng Agus Haryono dari Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Mei 2019
Penghujung Mei 2019, kabar Ani Yudhoyono masuk ICU (Intensive Care Unit) menggemparkan media. AHY menyebut perawatan ini sebagai respons cepat terhadap penurunan kondisi kesehatan Ibu Ani yang belum stabil.

“Sebagaimana diketahui, selama tiga bulan terakhir, Ibu Ani harus menjalani perawatan di ruang karantina khusus untuk menghindari terjadinya infeksi virus dan bakteri yang berpotensi mengganggu proses pengobatan yang sedang dilakukan,” tulis AHY dalam keterangan persnya.

Juni 2019
Ani Yudhoyono menghembuskan napas terakhirnya pada 1 Juni 2019 sekitar pukul 11.50 waktu Singapura. Politisi Partai Demokrat Andi Arief mengabarkan hal itu lewat unggahannya di media sosial.

“Innalillahi wainnailaihi rojiun. Telah meninggal dunia Ibu Ani pada pukul 11.50 waktu Singapura. Semoga almarhumah husnul khotimah,” tulis Andi Arief. [Detik.com]

Related posts