Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) menyorot agenda kunjungan kerja anggota DPR Aceh ke berbagai negara, seperti ke Australia, Rusia, Belanda, Arab Saudi, Thailand, Maroko dan Mesir.
Kebijakan DPRA untuk berkunjung ke Luar Negeri itu di akhir masa jabatan, dinilai memberi pesan yang tidak baik dan mempekuat kosumsi publik kepada DPRA tidak dapat di percaya.
“Seharusnya mareka di akhir masa jabatan dapat fokus pada prioritas dalam menyelesaikan qanun yang telah mareka janjikan. Bukan malah jalan jalan keluar negeri,” kata Koordinator MaTA, Alfian dalam pesan tertulisnya, Rabu (3/7).
Berdasarkan dari hasil analisis MaTA, keberangkatan DPRA keluar negeri selama ini mendapat beberapa catatan penting untuk dapat di ketahui oleh rakyat aceh,
Pertama, kata dia, kunjungan kerja angota DPRA sudah menjadi angenda rutin sejak Aceh mendapatkan dana otsus. Kemudian perjalanan keluar negeri, dinilai belum memberiakan kontribusi positif untuk pembangunan dan kemajuan Aceh.
“Sampai saat ini belum ada yang dapat terimplementasikan hasil kunjungan keluar negeri, yang ada pembororasan anggaran dan juga memiliki potensi korupsi (mar up dan fiktif) karna tidak pernah di lakukan audit investigasi,” ujarnya.
Pihaknya berharap kepada pimpinan partai politik yang memiliki kursi di DPRA, untuk memberi warna baru kepada rakyat Aceh, sehingga tidak ada lagi kunjungan ke luar negeri dan terselamatkan uang Aceh dan dapat di gunakan untuk yang bermafaat.
Ia mengingatkan agar anggota DPRA Fokus pada agenda kinerja dalam menyelesaikan tugas akhir. Seperti penyelesaian qanun prioritas yang menjadi sangat penting dilakukan.
“Rakyat Aceh sangat mendambakan ada pimpinan partai politik di Aceh untuk berani melarang perwakilannya, untuk tidak ikut berkunjung keluar negeri dan ini menjadi trans partai dan publik sangat mengharapkan kebijkan tersebut,” ucapnya. [Randi/rel]
